Harga Minyak Mentah Anjlok 3 Persen Setelah Persediaan Minyak Mentah AS Capai Rekor Tertinggi

Harga minyak mentah jatuh hampir 3 persen pada akhir pedagangan Kamis dinihari (03/11) sedtelah pemerintah AS melaporkan peningkatan persediaan mingguan AS yang mencapai rekor tertinggi menambah kekhawatiran kekenyangan pasokan global.

Harga sedikit berubah setelah Federal Reserve AS mempertahankan kebijakan suku bunga tidak berubah.

Lihat : The Fed AS Pertahankan Suku Bunga Tidak Berubah, Kenaikan Desember Menguat

Pemerintah AS melalui Energy Information Administration (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah naik 14,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 28 Oktober, dibandingkan ekspektasi analis untuk kenaikan 1 juta barel. Ini adalah rekor yang terbesar yang pernah naik dalam persediaan minyak mentah AS dalam seminggu, mengalahkan rekor 2012.

Peningkatan tak terduga muncul saat kilang minyak memangkas produksi dan impor minyak mentah AS naik pekan lalu oleh 1,99 juta barel per hari. Produksi minyak AS juga naik sedikit menjadi 8.522.000 barel per hari.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun $ 1,33, atau 2,9 persen, ke $ 45,34, setelah sempat merosot di bawah $ 45.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun $ 1,24, atau 2,6 persen, pada $ 46,90.

Kedua kontrak berada di terendah mereka sejak 28 September

Sebelumnya American Petroleum Institute melaporkan bahwa persediaan minyak mentah naik 9,3 juta barel. API mendasarkan jumlah persediaan pada pelaporan sukarela oleh para anggotanya, sedangkan EIA menggunakan sampel yang lebih besar.

Sementara itu persediaan bensin turun 2,2 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 1,1 juta barel. Persediaan distilasi, yang termasuk diesel dan minyak pemanas, turun 1,8 juta barel, dibandingkan ekspektasi untuk penurunan 1,9 juta barel, data EIA menunjukkan.

Harga minyak mentah telah berayun dalam beberapa pekan terakhir, dengan Brent mencapai tertinggi satu tahun dari $ 53,73 dan WTI mencapai puncak 15-bulan $ 51,93 terdorong rencana OPEC untuk memangkas produksi sebelum mundur karena beberapa anggota kelompok produser menolak langkah tersebut.

Kenaikan produksi dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga menekan harga.

Menteri Perminyakan Nigeria Emmanuel Ibe Kachikwu mengatakan pada hari Selasa bahwa produksi minyak telah pulih menjadi 2,1 juta barel per hari. Trans Niger Pipeline negara Afrika Barat, salah satu dari dua saluran untuk mengekspor minyak mentah Bonny Light, dibuka kembali pada 28 Oktober setelah penutupan selama sebulan, juru bicara Shell mengatakan Selasa.

Libya telah dua kali lipat memproduksi sejak pertengahan September dan saat ini memproduksi sekitar 590.000 barel per hari, kata perusahaan yang dikelola negara National Oil Corp.

Produksi OPEC kemungkinan mencapai rekor tinggi pada bulan Oktober di 33.820.000 barel per hari dari revisi 33.690.000 barel per hari pada bulan September, survei Reuters pada Senin menunjukkan, menjelang pertemuan 30 November di mana kelompok ini berharap untuk menyelesaikan pemotongan.

Sementara itu, Saudi Aramco, produsen milik negara dari Arab Saudi, mengharapkan harga naik di semester pertama 2017 karena pasar kembali ke keseimbangan, Chief Executive Officer Amin Nasser mengatakan Selasa.

Nasser juga mengatakan bahwa persiapan untuk melakukan penawaran umum perdana saham raksasa minyak akan baik dan masih bertujuan untuk daftar di 2018.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya bergerak positif dengan pelemahan dollar AS setelah the Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 45,80 -$ 46,30, sedangkan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 44,80-$ 44,30

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*