Harga Minyak Melambung Respok Kesepakatan OPEC

INILAHCOM, New York – Harga minyak dunia berakhir melonjak pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) meraih kesepakatan untuk memangkas produksi mereka.

Kesepakatan memicu hiruk-pikuk perdagangan untuk hari kedua berturut-turut. Patokan minyak Brent naik ke tingkat tertinggi tahun ini dalam perdagangan “intraday” dan menyentuh rekor volume perdagangan untuk Februari dan Maret.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, meningkat 1,62 dolar AS menjadi menetap di 51,06 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, bertambah 2,1 dolar AS menjadi ditutup pada 53,94 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

OPEC sepakat pada Rabu untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta untuk semester pertama 2017, mendorong prediksi kemungkinan reli harga minyak mentah hingga 60 dolar AS per barel.

Pengurangan produksi ini berlaku mulai 1 Januari 2017, merupakan pemotongan produksi minyak pertama kartel sejak 2008. Pengurangan ini sedang dikoordinasikan dengan negara produsen non-OPEC, Rusia, yang berjanji akan memangkas produksinya 300.000 barel per hari.

Menteri Energi Qatar Mohammed Al-Sada, Presiden OPEC, mengatakan kesepakatan itu dicapai dengan suara bulat kecuali untuk Indonesia, yang kini telah ditangguhkan keanggotaannya dari kartel.

Menurut data yang ditawarkan oleh OPEC, produsen minyak terbesar, Arab Saudi mengambil bagian terbesar dari pengurangan, 486.000 barel per hari.

Sementara itu, Iran diizinkan untuk memproduksi 3.79 juta barel per hari, sebuah angka moderat yang tampaknya konsisten dengan posisinya yang bersikeras untuk dibebaskan dari pengurangan minyak, mengatakan bahwa negara itu perlu memulihkan produksi minyaknya setelah pencabutan sanksi Barat.

Irak, yang diklaim dibebaskan dari pengurangan karena memerangi ekstrimis, juga bergabung dengan pengurangan, memangkar produksi minyak 210.000 barel per hari.

Dengan hasil tersebut, Arab Saudi, produsen terbesar dan pemimpin de facto kartel tampak membuat kompromi dan mengambil bagian terbesar dalam pengurangan produksi minyak.

Produksi minyak mentah OPEC naik ke rekor 33,83 juta barel per hari pada Oktober, sekitar sepertiga dari produksi minyak dunia, menurut Badan Energi Internasional (IEA), dan produksi dari 14 negara anggota kelompok itu telah naik selama lima bulan berjalan. Pada Oktober, pasokan OPEC mencapai hampir 1,3 juta barel per hari di atas tahun lalu.

IEA yakin bahwa jika negara-negara OPEC melaksanakan resolusi Aljir mereka, sebagai akibat pemotongan produksi kita akan melihat pasar bergerak dari surplus ke defisit yang sangat cepat pada 2017.

Sementara itu, menurut Menteri Energi Rusia Alexander Novak, Kamis, negaranya akan mengurangi produksi minyaknya dari tingkat November-Desember.

Novak mengatakan sehari sebelumnya, bahwa Rusia siap untuk memotong produksi minyak hingga 300.000 barel per hari pada semester pertama 2017 sebagai bagian dari perjanjian dengan OPEC.

Ia menambahkan Azerbaijan, Meksiko dan negara lainnya bisa bergabung dengan kesepakatan — yang akan melihat OPEC dan negara-negara non-OPEC memangkas produksi. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*