Harga minyak masih akan turun

JAKARTA. Harga minyak kian tergerus mendekati waktu pencabutan sanksi ekonomi Iran.

Mengutip Bloomberg, Jumat (15/1) pukul 18.46 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2016 di New York Merchantile Exchange terjun ke level US$ 29,6 per barel atau turun 5,1% dari sehari sebelumnya.

Vidi Yuliansyah, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, minyak akan menghadapi kembalinya pasokan dari Iran mulai pekan depan.

International Atomic Energy Agenci (IAEA) di Vienna akan merilis laporan update mengenai program nuklir Iran pekan ini.

Jika program nuklir Iran telah memenuhi standar internasional, maka bisa menjadi modal utama bagi pencabutan sanksi pekan depan.

Untuk mengantisipasi lonjakan pasokan minyak Iran, negara Arab Saudi mulai pekan lalu bahkan sudah menurunkan harga jual minyak bagi konsumen Eropa.

“Ditambah lagi dengan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran, OPEC kemungkinan tidak akan mau untuk mengurangi kuota produksi,” lanjut Vidi.

Menurut Vidi, pergerakan minyak saat ini masih mencerminkan tren jangka panjang yakni bearish.

Hal tersebut tidak lepas dari kekahwatiran akan melimpahnya pasokan global di tengah melemahnya permintaan.

Penurunan harga minyak disebabkan oleh banyak faktor.

Rabu lalu (13/1), Energy Information Administration (EIA) merilis cadangan minyak Amerika Serikat (AS) pekan lalu yang bertambah sebesar 234.000 barel.

Sebenarnya kenaikan tersebut lebih rendah dari proyeksi sebesar 1,9 juta barel.

“Hanya saja, masih adanya angka pertumbuhan dinilai negatif oleh pasar,” ujarnya.

Sementara di China, para investor mengkhawatirkan kemampuan pemerintah dalam mengatasi gejolak ekonomi.

Mengingat posisi China sebagai konsumen minyak terbesar kedua di dunia, maka hal ini turut membebani harga minyak dunia.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*