Harga Minyak Lesu, Rizal Ramli: Inflasi Bisa Turun

Kamis, 21 Januari 2016 | 18:54 WIB

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli diambil sumpah sebelum mengikuti Rapat Kerja Pansus Pelindo II di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 29 Oktober 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.COJakarta – Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengungkapkan tren penurunan harga minyak mentah hingga di bawah US$ 30 per barel dan diperkirakan mencapai US$ 25 per barel seharusnya menjadi peluang pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi. “Harga minyak mentah ini akan punya dampak, baik terhadap APBN maupun terhadap investasi pemerintah,” ujar Rizal di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Januari 2016.

Rizal menjelaskan penurunan harga minyak mentah ini seharusnya jadi momentum stabilisasi harga barang kebutuhan pangan di dalam negeri sehingga menekan laju inflasi. Dengan demikian, Bank Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan tingkat bunganya.

Rizal menambahkan selama ini pola impor pangan yang diatur dengan sejumlah cara malah membuat harga pangan tersebut lebih tinggi dari harga di pasar internasional. Karena itu, menurut dia, sering kali harga produk pangan di Indonesia lebih mahal ketimbang negara tetangga.

Rizal mencontohkan harga daging di pasar internasional sebesar Rp 45 ribu per kilogram dan di Malaysia harganya Rp 60 ribu per kilogram, sedangkan di Indonesia harganya mencapai Rp 120 ribu per kilogram. “Demikian juga harga gula dan komoditas lain,” tuturnya.

Rizal menuding melonjaknya harga produk pangan impor itu di antaranya karena diberlakukannya sistem impor menggunakan kuota. “Niatnya baik, kita atur impornya dengan harapan melindungi produsen di dalam negeri. Namun di dalam prakteknya hampir semua komoditas ini pemain riilnya paling 5 atau 7,” katanya. “Importir semu atau ecek-eceknya banyak.”

REZKI ALVIONITASARI


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*