Harga minyak kembali panas

JAKARTA. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik ke level tertinggi dalam satu bulan terakhir. Lonjakan harga ini terjadi di tengah spekulasi bahwa sok minyak Amerika Serikat (AS) di Cushing, Oklahomayang menjadi pusat pengiriman untuk kontrak berjangka minyak menurun.

Selasa (8/4), harga minyak WTI untuk pengiriman Mei 2014 di New York Mercantile Exchange naik 2,1% ke posisi US$ 102,56 per barel. Kemarin, hingga pukul 19.00 WIB, harga minyak sudah naik lagi ke US$ 102,72 per barel. Ini merupakan penutupan harian tertinggi harga minyak sejak
7 Maret 2014.

Per 28 Maret 2014, Energy Information Administration (EIA) menyebutkan bahwa stok minyak di Cushing turun 35% menjadi 27,3 juta barel. Menurut survei Bloomberg, kemungkinan persediaan minyak AS tersebut di awal bulan ini masih merosot.

Reli harga minyak juga didukung oleh pelemahan mata uang dollar AS sehingga memperkuat daya tarik investor terhadap komoditas minyak.
Potensial naik Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia mengatakan, reli harga minyak dipicu oleh kekhawatiran memburuknya situasi di Ukraina. Saat ini, gedung pemerintahan Ukraina dikuasai oleh demonstran pro Rusia. “Konsentrasi pasar saat ini kembali ke permasalahan Ukraina dan Rusia,” ungkap Juni.

Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, turunnya data cadangan minyak Amerika menandakan bahwa permintaan komoditas energi ini masih tangguh. Harga semakin terdorong dengan memanasnya krisis geopolitik Ukraina dengan Rusia.

Secara teknikal, lanjut Juni, hampir seluruh indikator menunjukkan harga minyak tengah bullish. Hal itu tercermin dari harga yang sudah jauh meninggalkan moving average 50. Indikator moving average convergence divergence (MACD) juga berada di area positif di 0,34.

Indikator lainnya yaitu stochastic bergerak di antara level 61%-62%. Pergerakan stochastic ini terus menanjak. Sementara, relative strength index (RSI) sudah berada di atas 50%. Ini menandakan harga minyak tengah dalam tren positif.

Analis memperkirakan, harga minyak masih akan menguat. Juni memprediksi, harga minyak sepekan ke depan akan bergerak di kisaran US$ 97,25-US$ 105 per barel. Sementara Zulfirman menebak, harga minyak di level US$ 97-US$ 106 per barel.

Editor: Sofyan Nur Hidayat


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*