Harga Minyak Jatuh Lagi ke Titik Terendah

London -Harga minyak menyentuh titik terendahnya dalam 11 tahun terakhir pada hari ini. Setelah keributan antara Arab Saudi dan Iran tidak mempengaruhi rencana pemangkasan produksi minyak.

Penurunan harga minyak terjadi karena perlambatan ekonomi China dan India, yang menimbulkan permintaan minyak dunia akan menurun. Sementara pasokan masih melimpah hingga saat ini.

Sebelumnya dalam 3 hari berturut-turut, harga minyak naik, karena ketegangan hubungan yang terjadi antara Arab Saudi dan Iran.

“Ada kenaikan pasokan minyak, dan tensi antara Iran dan Arab Saudi tidak membuat produksi minyak berkurang,” kata Michael Hewsin, Kepala Analis dari CMC Market, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (6/1/2016).

Di pasar Eropa, harga kontrak berjangka minyak jenis Brent turun US$ 1,35 per barel, menjadi US$ 35,07 per barel. Ini merupakan harga terendah sejak Juli 2004.

Untuk harga kontrak berjangka minyak produksi Amerika Serikat (AS), yaitu West Texas Intermediate (WTI) turun 88 sen menjadi US$ 35,09 per barel.

Pada Juni 2014, harga minyak dunia berada di atas US$ 115 per barel. Kemudian harga mulai turun setelah melimpahnya pasokan shale oil dari AS.

Belum lagi, Iran juga bakal kembali masuk ke pasar ekspor minyak dunia, setelah sanksinya dari negara Barat dilepas.

Bank sentral China, yaitu People’s Bank of China pekan ini kembali melemahkan mata uang yuan. Ini menjadi sinyal masih melemahnya ekonomi negara konsumen energi terbesar dunia tersebut.

(dnl/hns)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*