Harga Minyak Jatuh, Kinerja Wintermar Anjlok

Jakarta – PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) memproyeksikan kinerja keuangan hingga akhir 2015 turun drastis dan menjadi terburuk selama lima tahun perseroan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu disebabkan oleh anjloknya harga minyak di pasar global.

Direktur Utama Wintermar Sugiman Layanto mengatakan, selama ini perseroan fokus pada bisnis kapal penunjang lepas pantai bagi industri migas nasional. Sejak jatuhnya harga minyak pada akhir 2014, banyak perusahaan migas menghentikan kegiatan eksplorasi, sehingga sangat memukul kinerja perseroan.

“Tahun ini, pendapatan akan turun cukup drastis. Hal itu bisa dilihat dari pencapaian per September 2015 yang turun 40% dibandingkan periode sama per September tahun lalu. Bottom line juga tidak akan bagus,” kata Sugiman di Jakarta, Selasa (1/12).

Hingga kuartal III-2015, perseroan mencatat rugi bersih US$ 2,75 juta, dibandingkan periode sama tahun lalu yang membukukan laba bersih US$ 17,96 juta. Ini disebabkan oleh melorotnya pendapatan sebesar 41,87% menjadi US$ 76,41 juta dari US$ 131,47 juta.

Menurut Sugiman, mulai kuartal IV-2015, industri migas sebenarnya sudah mulai membaik, sehingga perusahaan-perusahaan migas kembali melakukan eksplorasi. Sepanjang 2016, kondisi harga minyak akan mulai stabil dan pada 2017 akan bisa mengerek kinerja perseroan.

Saat ini, perseroan sedang mengikuti beberapa tender proyek. “Kontrak on hand kami saat ini sekitar US$ 140 juta,” ujar dia.

Sementara itu, hingga saat ini, perseroan sudah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 12 juta dari total anggaran capex US$ 30 juta.

Sebelumnya, perseroan berencana menggunakan capex untuk membeli 3 kapal tahun ini, yaitu 2 unit kapal jenis AHTS (anchor handling tug supply) 6000 hp dan 1 unit jenis AHT (anchor handling tug). Namun yang sudah masuk baru 1 kapal AHTS, karena berkurangnya permintaan dan proyek.

Menurut Sugiman, sisa capex sebesar US$ 18 juta akan digunakan untuk membeli dua kapal yang akan dikirim akhir tahun dan awal tahun depan. Perseroan juga berencana mengurangi armada yang sudah tua untuk dijual sekitar 10 unit. Hal ini karena perseroan akan fokus pada armada high tier.

Adapun penurunan harga minyak juga berdampak pada penurunan harga saham Wintermar di bursa. “Jatuhnya terparah pada 2015. Waktu awal kita masuk bursa harganya Rp 380 per saham, lalu sempat naik ke Rp 1.400-an, sekarang di bawah Rp 200,” ujar Sugiman.

Investor Daily

Muhamad Edy Sofyan/MHD

Investor Daily


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*