Harga minyak jatuh didorong kekhawatiran perlambatan ekonomi

New York (ANTARA News/AFP) – Harga minyak dunia turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi, dengan light sweet jatuh ke terendah 17-bulan karena ekspektasi kenaikan pasokan minyak mentah AS.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WT) untuk pengiriman November, merosot 1,49 dolar AS, atau 1,6 persen, menjadi ditutup pada 88,85 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November menetap di 92,11 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 68 sen dari penutupan Senin.

“Cerita hari ini sama dengan cerita di balik penurunan selama beberapa minggu lalu: Kami memiliki kelebihan pasokan pada saat yang sama kami memiliki pertumbuhan lebih lambat,” kata James Williams dari WTRG Economics.

Para pedagang terbebani data mengecewakan lebih lanjut dari zona euro, di mana pertumbuhan ekonomi yang tersendat menunjukkan permintaan energi yang lemah.

Jerman, ekonomi terbesar Eropa, mengalami penurunan tajam 4,0 persen dalam produksi industri pada Agustus, kata kementerian ekonomi. Laporan ini muncul sehari setelah kantor statistik Destatis mengatakan bahwa pesanan pabrik Jerman telah merosot 5,7 persen pada Agustus.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi dunia, memperingatkan stagnasi di negara maju.

IMF memangkas pertumbuhan global tahun ini menjadi 3,3 persen, turun dari estimasi Juli pada 3,4 persen, dan memproyeksikan pertumbuhan 2015 sebesar 3,8 persen, turun dari 4,0 persen.

Adapun 18-negara zona euro, IMF memangkas proyeksi pertumbuhannya menjadi sangat sedikit 0,8 persen pada 2014 dan 1,3 persen pada 2015.

Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar dunia, dan Inggris dikhususkan sebagai memimpin di depan dengan pertumbuhan “layak”, namun demikian IMF membatasi antusiasmenya.

“Bahkan untuk kedua negara ini, potensi pertumbuhannya saat ini lebih rendah dari pada awal 2000-an,” katanya.

Tindakan perdagangan juga memcerminkan ekspektasi pasar untuk penumpukan dalam stok minyak mentah AS dalam laporan Departemen Energi pada Rabu.

Rata-rata, para analis memperkirakan persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 1,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 3 Oktober, menurut jajak pendapat oleh Dow Jones Newswire.

(Uu.SYS/B/A026/C/A026) 08-10-2014 05:32:46

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2014


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*