Harga Minyak Dunia Merosot 68% dalam 1,5 Tahun

Jakarta -Harga minyak dunia diperkirakan masih akan merosot di tahun depan. Selama 18 bulan ini, harga minyak sudah jatuh 68% akibat melimpahnya pasokan, tidak diimbangi dengan permintaan. Pada Jumat (18/12/2015), harga minyak merosot di level US$ 34,50 per barel.

Merosotnya harga minyak ini, membuat petaka di industri minyak dan gas (migas). Puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan akibat banyak perusahaan bangkrut karena merosotnya harga saham.

Meski demikian, masih banyak pengamat minyak percaya bahwa di tahun depan, harga minyak akan kembali naik.

“Jalan masih panjang. Soal kelebihan pasokan, ini hanya sementara,” kata Mike Wittner, Global Head of Oil Research dari Societe Generale, seperti dilansir CNN.com, Minggu (20/12/2015).
 
Namun, Goldman Sachs meyakini, harga minyak mentah akan bergerak rata-rata ke level US$ 38 per barel pada Februari 2016.

Itu lebih rendah dari rata-rata harga minyak di tahun ini. Hal tersebut diakibatkan karena pemulihan pasar minyak dunia belum juga terjadi hingga saat ini.

Dengan kata lain, pasokan minyak dunia masih jauh di atas permintaannya. Melimpahnya pasokan minyak ini karena lonjakan produksi minyak di Amerika Serikat (AS).

Tapi, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), yang dipimpin Arab Saudi, telah memperburuk keadaan dengan terus memompa minyak dan gasnya.

Ini adalah strategi yang dirancang Arab untuk menekan pasar minyak AS. Dalam pertemuan awal bulan ini, OPEC menolak untuk memangkas produksi minyak mereka.

(drk/mkl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*