Harga minyak dunia capai terendah baru 12-tahun

London (ANTARA News) – Harga minyak dunia jatuh ke tingkat terendah baru dalam 12 tahun pada Senin, setelah Barat mencabut sanksi-sanksi terhadap Iran, membuka jalan untuk ekspor minyak mentah lebih besar dari Republik Islam itu.

Minyak mentah Brent jatuh di bawah 28 dolar AS per barel di jam perdagangan Asia, mencapai titik terendah baru sejak 2003, di tengah kekhawatiran tentang memburuknya kelebihan pasokan global, lapor AFP.

Tetapi pasar kemudian menemukan dukungan singkat, berbalik naik di atas 29 dolar AS karena aksi buru harga murah dan OPEC mengisyaratkan sebuah pasar yang lebih diseimbangkan kembali, mulai tahun ini.

Setengah juta barel minyak mentah Iran diperkirakan akan ditambahkan ke pasar yang sudah jenuh, setelah para pemimpin AS dan Eropa mengakhiri embargo yang melumpuhkan atas program nuklir Teheran.

Berita itu mendorong penjualan lebih lanjut pada emas hitam, yang telah menurun sekitar tiga perempat sejak pertengahan 2014, karena kelebihan pasokan, rekor tingkat produksi, lemahnya permintaan dan pelambatan ekonomi global yang dipimpin oleh Tiongkok.

Namun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dimana Iran adalah anggotanya, mengatakan Senin bahwa ia mengharapkan “proses rebalancing” karena penurunan tajam harga minyak menyebabkan produksi dari pesaing non-kartel seperti Amerika Serikat jatuh setelah tujuh tahun meningkat secara “fenomenal”.

Jika prediksi itu akurat, itu akan membuat kemenangan untuk strategi OPEC mempertahankan minyak mengalir meskipun minyak mentah meluncur dari di atas 100 dolar AS pada 2014 — untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

Pada Senin, Brent anjlok ke tingkat 27,67 dolar AS per barel — tingkat yang terakhir terlihat pada November 2003.

Harga minyak mentah New York juga mencapai titik terendah dalam lebih dari 12 tahun di 28,36 dolar AS.

Dalam perdagangan bergejolak, mereka kemudian melesat menjadi di atas 29 dolar AS per barel, sebelum berkurang kembali sedikit.

“Penurunan tersebut karena sanksi Barat terhadap Iran dicabut,” kata analis Phillip Futures, Daniel Ang.

“Ini berarti kita akan melihat kelebihan minyak yang lebih besar karena ekspor minyak mentah Iran kembali ke pasar.”

Ang menambahkan bahwa harga telah pulih akibat perburuan harga murah.

Kembalinya Iran

Iran pada Senin memerintahkan seperti yang direncanakan meningkatkan 500.000 barel per hari dalam produksi minyaknya.

Ric Spooner, kepala analis pasar di CMC Markets di Sydney, mengatakan bahwa sementara minyak Iran bisa datang dengan cepat, pemasok masih perlu untuk menemukan pembeli.

“Iran saat ini memiliki penyimpanan minyak cukup yang besar,” kata Spooner kepada AFP.

“Mereka berada dalam posisi untuk menjual bahwa jika mereka memilih untuk melakukannya dan meningkatkan pasokan dengan cukup cepat … (tapi) mereka harus mendapatkan pembeli dan itulah salah satu pertanyaan penting,” katanya.

Kelompok perbankan ANZ mengatakan Iran kemungkinan akan menawarkan diskon untuk menarik pembeli, yang mengarah ke “tekanan lebih lanjut pada harga dalam jangka pendek”.

Pada sekitar pukul 17.30 GMT di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret turun 22 sen menjadi 28,72 dolar AS per barel dibandingkan dengan penutupan Jumat.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 42 sen menjadi 29 dolar AS per barel.

OPEC pada Senin mengatakan bahwa “setelah tujuh tahun berturut-turut pertumbuhan pasokan fenomenal non-OPEC … 2016 akan melihat penurunan produksi sebagai dampak dari pemangkasan belanja modal mulai berjalan”.

Royal Dutch Shell, Senin, mengatakan pihaknya keluar dari proyek gas alam penting di Abu Dhabi karena jatuhnya harga energi global.

Dan di produsen minyak mentah utama Rusia, rubel jatuh ke dekat terendah bersejarah, karena pasar saham merosot akibat kemerosotan harga minyak.
(Uu.A026)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2016


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*