Harga Minyak Diprediksi Masih Rendah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Presiden Perhimpunan Perusahaan Minyak dan Gas atau Indonesian Petroleum Association (IPA) Craig Steward memproyeksikan harga minyak mentah dunia masih rendah pada 2016 karena kelebihan pasokan.

“Rendahnya harga minyak diperkirakan berlanjut hingga tahun depan yang disebabkan kelebihan pasokan,” kata Craig di Jakarta, Rabu.

Pada kuartal pertama 2015, ujar dia, pelaku industri migas optimistis harga minyak dunia akan naik pada akhir 2015 karena sempat naik di level 60 dolar AS per barel.

Namun, Craig mengatakan membaiknya harga minyak tidak bertahan lama, pada Juli dan jelang akhir tahun harga minyak turun lagi pada level 40 dolar AS per barel.

Akibat kondisi tersebut, ujar Craig, pelaku usaha harus melakukan restrukturisasi dalam kegiatan operasi dan investasi. Menurut dia, dampak tersebut terjadi di industri migas di seluruh dunia.

Sementara sejak awal 2015 harga minyak dunia turun hingga 50 persen dan berada pada level 50 dolar AS, sedangkan pada pertengahan Juli 2014 harga minyak di level 100 dolar AS per barel.

Hingga kini harga minyak dunia terus turun sekitar 44 dolar AS per barel menjelang pertemuan OPEC yang diperkirakan akan mempertahankan kebijakan menjaga elevasi produksi kartel untuk menekan produsen-produsen berbiaya tinggi keluar dari pasar.

OPEC mempertahankan kuota produksi 30 juta barel per hari pada pertemuan Juni sehingga produksi kartel mencapai sekitar 40 persen dari produksi minyak mentah global.

OPEC tidak menunjukkan tanda akan memangkas produksi minyak mentah meskipun harga turun tajam. Pasar juga mengkhawatirkan kembalinya minyak Iran ke pasar setelah pencabutan sanksi ekonomi Barat akan semakin membuat harga turun.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*