Harga minyak berpeluang rebound teknikal

JAKARTA. Penurunan tajam harga minyak mentah WTI disinyalir analis bisa berakhir karena dukungan teknikal jangka pendek.

Mengutip Bloomberg, Senin (11/1) pukul 18.45 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2016 di New York Merchantile Exchange tergerus 1,83% ke level US$ 32,55 per barel atau level terendahnya sejak tahun 2004 lalu. Dalam sepekan terakhir harga minyak sudah menipis 11,45%.

“Saat ini fokus pasar tertuju pada pergerakan kondisi ekonomi China,” kata Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures. Untuk sementara faktor itu pula yang akan menjadi penentu arah pergerakan harga minyak.

Seperti yang terjadi pada perdagangan hari ini, index USD cenderung stabil. Namun pelemahan harga masih tidak bisa dihindari. Hingga pukul 18.50 WIB index USD masih tergelincir tipis 0,02% di level 98,15 dibanding hari sebelumnya.

“Mestinya itu bisa jadi momentum bagi harga minyak untuk terangkat, nyatanya tidak,” papar Nizar. Pasar masih khawatir akan kelanjutan kondisi pasar di Negeri Panda.

Pasalnya, besok ada beberapa data ekonomi China yang dinanti seperti investasi asing langsung, suplai uang M2 dan pinjaman baru. Yang mana semua data tersebut masih menunjukkan dugaan hasil negatif.

Tapi peluang rebound teknikal harga minyak terbuka. “Pasalnya dari indikator teknikal beberapa sudah ada arah naik dan pelaku pasar pun pasti akan segera melakukan aksi bargain hunting,” tebak Nizar. Jika berkaca dari penurunan harga, pasti pelaku pasar akan segera berburu di saat harga seterpuruk ini.

Maka Nizar menduga pergerakan harga minyak hingga penutupan perdagangan nanti malam akan di kisaran US$ 32,00 – US$ 35,00 per barel.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*