Harga Karet Tocom 3 Maret Ditutup Lemah Tertekan Penguatan Yen dan Perlambatan Sektor Jasa Tiongkok

Harga karet alami berjangka Tocom pada perdagangan Jumat siang (03/03) berakhir turun. Pelemahan harga karet Tocom terpicu penguatan Yen dan perlambatan pertumbuhan jasa Tiongkok.

Mata uang Yen Jepang terpantau mengalami penguatan. Pasangan kurs USDJPY melemah -0,2 persen pada 114.14.

Kenaikan nilai tukar yen Jepang membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang ini menjadi relatif lebih mahal bagi para pembeli luar negeri. Dampaknya permintaan akan komoditas ini mengalami penurunan.

Demikian juga perlambatan pertumbuhan sektor jasa Tiongkok, memberikan sentimen negatif bagi permintaan dari Tiongkok.

Pertumbuhan sektor jasa Tiongkok berada di laju paling lambat dalam empat bulan pada bulan Februari, dengan bisnis baru masih tumbuh pada tingkat yang padat tetapi meningkatnya persaingan sehingga sulit bagi perusahaan untuk menaikkan harga, demikian sebuah survei swasta menunjukkan Jumat (03/03).

PMI jasa Februari merosot ke 52,6 pada bulan Februari secara musiman disesuaikan, dari 53,1 pada bulan Januari, demikian indeks Markit / Caixin layanan pembelian manajer (PMI) menunjukkan.

Lihat : Pertumbuhan Jasa Februari Tiongkok Turun Terendah 4 Bulan

Pada perdagangan siang ini, harga karet berjangka untuk kontrak paling aktif di bursa komoditas Tokyo yaitu kontrak bulan Agustus 2017 berakhir melemah sebesar -1,8 yen atau -0,7 persen menjadi 272,9 yen per kilogram, turun dari penutupan sebelumnya pada 274,7 yen per kilogram.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga karet berjangka Tocom pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi alami tekanan dipengaruhi oleh penguatan yen Jepang.

Harga komoditas karet berjangka di bursa Tocom akan menguji level Support di 268,00 yen dan 263,00 yen. Harga akan menemui Resistance pada level 278,00 dan 283,00 yen jika harga berbalik ke teritori positif.

 Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
 Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*