Harga Kakao ICE Merosot 1 Persen Terpicu Prospek Peningkatan Produksi Pantai Gading

Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Rabu dinihari (28/12) ditutup merosot. Pelemahan harga kakao terganjal prospek peningkatan produksi di Pantai Gading dengan adanya dukungan cuaca.

Harmattan, angin berdebu dari Sahara yang biasanya tiba antara bulan Desember dan Maret, dapat memangkas produksi kakao dan merusak mutu biji dengan membunuh polong kecil dan mengeringkan tanah. Tahun lalu, angin kencang menyebabkan kerusakan parah.

Sementara Harmattan ringan tahun ini telah memperkuat produksi. “Ada sedikit hujan. Ini baik untuk panen tahun depan,” kata petanindi pinggiran wilayah barat Soubre di jantung sabuk coklat, seperti yang dilansir Reuters.

Petani juga melaporkan kondisi pertumbuhan yang baik di wilayah barat Duekoue dan Gagnoa, dan di daerah selatan Aboisso, Agboville, Divo dan Tiassale.

Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup anjlok. Harga komoditas tersebut ditutup turun sebesar -2,7 dollar atau -1,19 persen pada posisi 2.237 dollar per ton.

Malam nanti akan dirilis data Pendng Home Sales November AS yang diindikasikan meningkat. Jika hasil ini terealisir akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan melemah terbatas dengan penguatan dollar AS. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.190 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.140 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.290 dollar dan 2.340 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*