Harga Kakao ICE Anjlok 3 Persen, Terendah Dalam 3 Tahun

Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Jumat dinihari (04/11) ditutup merosot terendah tiga tahun. Pelemahan harga kakao terpicu kekuatiran penurunan permintaan.

Untuk tanaman 2016/2017, dimana terjadi panen raya di daerah berkembang utama di Afrika barat, beberapa analis memprediksi kelebihan kakao 250.000 ton. Sementara itu pengumuman laba minggu lalu oleh Barry Callebaut, perusahaan kakao terbesar di dunia, membantu harga kakao bergerak lebih rendah. Perusahaan ini mengumumkan penurunan 8,7% laba, sebagian besar menghubungkan penurunan permintaan lamban untuk produk kakao.

Sementara itu hasil yang beragam pada kuartal ketiga terjadi untuk grindings kakao, atau tonase kacang olahan, yang sebagian besar digunakan oleh pedagang sebagai indikator untuk permintaan kakao. Grindings di Asia melonjak sementara grindings Eropa hanya melihat keuntungan sederhana, dan grindings Amerika Utara hampir datar.

Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Desember 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup turun. Harga komoditas tersebut ditutup melemah sebesar -87 dollar atau -3,44 persen pada posisi 2.445 dollar per ton.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan melemah terbatas dengan penguatan dollar AS, dimana diperkirakan Hillary Clinton berpeluang besar mengalahkan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS.

Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.400 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.350 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.500 dollar dan 2.550 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*