Harga Kakao Akhir Bulan Lemah, Bulan Oktober Merosot 1 Persen

Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Selasa dinihari (01/11) ditutup lemah. Pelemahan harga kakao terpicu penguatan dollar AS.

Indeks dolar AS meningkat semalam setelah Departemen Perdagangan mengatakan bahwa belanja konsumen, yang menyumbang sekitar 70 persen dari aktivitas ekonomi AS, meningkat 0,5 persen setelah revisi penurunan ke bawah 0,1 persen pada Agustus.

Menguatnya dolar AS membuat komoditas kakao yang berbasis dolar ini menjadi lebih mahal dalam mata uang lainnya, sehingga permintaan menurun.

Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Desember 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup turun. Harga komoditas tersebut ditutup merosot sebesar -21 dollar atau -0,76 persen pada posisi 2.735 dollar per ton.

Hasil negatif di akhir bulan Oktober ini juga memberikan kontribusi pelemahan selama bulan Oktober, dimana harga kakao merosot 0,94 persen, sebagian besar tertekan penguatan dollar AS.

Malam nanti akan dirilis data ISM Manufacturing PMI dan Markit Manufacturing PMI Oktober, yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir berpotensi menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan melemah terbatas dengan potensi penguatan dollar AS.

Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.685 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.635 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi penguatan ada pada 2.785 dollar dan 2.835 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*