Harga CPO Awal Tahun Melesat 1,5 Persen; Tahun 2016 Melonjak 44 Persen

Harga CPO di bursa komoditas Malaysia terpantau naik pada perdagangan awal tahun Selasa siang (03/01). Kenaikan harga CPO siang ini terdukung pelemahan Ringgit dan kenaikan harga minyak mentah sesi Asia.

Terpantau mata uang Ringgit melemah terhadap dollar AS. Pasangan kurs USDMYR menguat 0,17 persen pada 4.4938.

Pelemahan ringgit menjadikan harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih murah bagi pembeli luar negeri sehingga permintaannya meningkat.

Kenaikan harga CPO juga didukung kenaikan minyak mentah pada sesi perdagangan Asia.  

Harga minyak mentah naik di perdagangan pertama awal 2017 di sesi Asia, Selasa (03/01) didukung oleh harapan bahwa kesepakatan antara OPEC dan non-anggota OPEC untuk memangkas produksi yang dimulai pada hari Minggu, yang diharapkan akan efektif dalam menyelesaikan kekenyangan pasokan global.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 30 sen, atau 0,56 persen, pada $ 54,02, tidak jauh dari tertinggi tahun lalu dari $ 54,51 yang dicapai pada 12 Desember.

Harga minyak mentah berjangka patokan internasional Brent naik 32 sen, atau 0,56 persen, pada $ 57,14 per barel, dekat dengan tertinggi tahun lalu pada $ 57,89 per barel, yang dicapai pada 12 Desember 12.

Lihat : Harga Minyak Mentah Awal Tahun Sesi Asia Naik Terdorong Optimisme Pemotongan Produksi

Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan. Harga kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif menguat sebesar 46 ringgit atau 1,5 persen dan diperdagangkan pada posisi 3.155 ringgit per ton.

Untuk tahun 2016, harga CPO telah melonjak tinggi. Dibandingkan penyelesaian harga CPO tahun 2015 pada 2155, dengan penyelesaian harga CPO tahun 2016 pada 3109, maka harga CPO telah melonjak 44,3 persen.

Kenaikan tahunan harga CPO seiring dengan lonjakan minyak mentah tahun 2016 yang mencapai 45 persen. Pelemahan Ringgit, juga kenaikan harga minyak sawit dari rival-rivalnya baik di bursa komoditas AS maupun bursa komoditas Dalian memberikan kontribusi kenaikan harga CPO. Disamping itu sentimen dari negara-negara produsen CPO seperti Indonesia dan Malaysia, turut mempengaruhi pergerakan harga CPO.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan potensi pelemahan Ringgit dan kenaikan minyak mentah.

Harga CPO berjangka kontrak Januari 2017 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 3.200 ringgit dan 3.250 ringgit. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 3.100 ringgit dan 3.050 ringgit.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*