Harga Batubara Rotterdam Merosot 1,5 Persen Terganjal Penurunan Permintaan Tiongkok

Pada akhir perdagangan Selasa dinihari (28/02), harga batubara Rotterdam berakhir lemah terpicu menurunnya permintaan batubara di Tiongkok.

Data awal yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional Tiongkok menunjukkan bahwa konsumsi batubara anjlok 4,7 persen. Biro mengatakan pangsa batubara total bauran konsumsi energi Tiongkok turun menjadi 62 persen pada tahun 2016 dari 64 persen tahun sebelumnya.

Tiongkok adalah konsumen terbesar di dunia batubara, tingkat konsumsi telah menurun karena pertumbuhan ekonomi melambat ke level terendah sejak tahun 1990. Tiongkok juga bertujuan untuk mengurangi penggunaan batubara dalam mendukung gas alam dan energi terbarukan.

Harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Maret 2017 merosot di posisi 78,65 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -1,20 dollar atau setara dengan -1,50 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.

Malam nanti akan dirilis data GDP Growth Rate Q4 yang diindikasikan menurun. Jika terealisir menurun, akan melemahkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi naik dengan pelemahan dollar AS. Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 79,15 dollar dan Resistance kedua di level 79,65 dollar. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 78,15 dollar dan 77,65 dollar.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*