Fase Krisis, Kurs Diprediksi Rp 14 Ribu/US$

INILAHCOM, Jakarta – Mencermati perkembangan nilai tukar (kurs) mata uang Garuda, semakin memprihatinkan saja. Harganya belum menunjukkan tanda-tanda bakal menguat. Bisa jadi tembus Rp 14.000 per US$.

Kata Chief Economist IGIco Advisory, Martin Panggabean, sejumlah pelaku pasar memperkirakan, kurs rupiah tak akan jauh dari Rp 14 ribu per US$ di ujung 2015.

Okelah kalau kurs rupiah mentok di Rp 14.000 per US$ sampai tutup tahun. Bagaimana dengan 2016? Kemungkinan besar, rupiah tetap akan terdepresiasi sepanjang tahun. “pada 2016, kemungkinan nilai tukar rupiah mencapai Rp 15 ribu per dolar AS,” kata Martin di Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Saat ini, kata Martin, ekspektasi pasar melihat adanya kelesuan di kalangan pelaku pasar finansial (pemodal). “Perlu disadari bahwa ekonomi Indonesia sedang memasuki fase resesi. Sementara Amerika Serikat justru akan meninggalkan resesi, dan masuk ke fase normal. Dengan demikian penguatan dolar US adalah konsekuensi yang wajar,” terang Martin.

Lebih lanjut Martin menjelaskan, fase pesimisme ini dimulai sejak Februari2015. Kala itu, nilai tukar rupiah mencapai Rp 12.600 per US$. Selanjutnya, perjalanan rupiah terus terseok-seok termasuk ketika Cina mendevaluasi nilai tukar yuan.

“Jika pada awal tahun para pelaku pasar masih memperkirakan adanya depresiasi 5,5 persen sepanjang 2015. Kini, pelaku pasar memperkirakan depresiasi 12 bulan ke depan mencapai 11 persen. Naik dua kali lipat,” kata Martin. Duh, mudah-mudahan prediksinya meleset-lah. [ipe]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*