Faktor Inilah Penggerak Bursa Asia Sesi Pagi

INILAHCOM, Tokyo – Hilangnya harapan penurunan suku bunga di beberapa negara telah micu bursa saham Asia bergerak variatif pada awal perdagangan Selasa (21/3/2017).

Persepsi tersebut kian kuat setelah bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan yang pertama untuk tahun ini. The Fed pada pekan lalu menaikkan 25 basis poin untuk suku bunga acuan. Kecenderungan tersebut berpotensi menjadi acuan dari bank sentral di negara lain.

Pada sesi perdagangan pagi, bursa asia mencermati hasil pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA) bulan Maret ini. Indeks ASX tergerus 0,1 persen dengan pelemahan saham sektor keuangan. Para analis menilai RBA mulai melihat risiko overheating sektor perumahan di beberapa negara berkembang.

“Ini memperkuat persepsi tentang prospek penurunan suku bunga dalam waktu dekat yang menjauh. Namun membuka kesempatan untuk kebijakan makro prudential dalam waktu dekat,” tulis hasil riset Macquarie Bank dengan anggota tim antara lain Nizam Idris, Gareth Berry dan Teresa Lam seperti mengutip cnbc.com.

Indeks Nikkei di Tokyo melemah 0,5 persen dengan pergerakan yen yang membebani indeks yang bergerak di kisaran 112,53-114,9 seperti pekan lalu. Namun saham Toshiba naik 1,4 persen dengan langkah Toshiba Westinghouse Electric AS menerima tawaran paket pembiayaan untuk mengatasi kesulitan likuiditas.

Di Seoul, indeks Kospi naik 0,8 persen. Investor merespon langkah mantan presiden Park Geun-hye meminta maaf kepada negara pada Selasa pagi waktu Seoul. Park tiba di kantor kejaksaan untuk mejalani lanjutan pemeriksaan sebagia tersangka dalam kasus dugaan korupsi.

Pada perdagangan awal pekan, Wall Street lebih banyak mengalami tekanan. Dow Jones Industrial Average turun 0,04 persen menjadi 20.905,86. Indeks S&P 500 tergelincir 0,2 persen menjadi 2.373,47. Sementara indeks komposit Nasdaq naik hanya menambahkan 0,01 persen ke 5.901,53.

Investor merespon pernyataan Presiden Fed Chicago Charles Evans mengatakan bank sentral kemungkinan akan menunggu sampai Juni untuk memutuskan kenaikan suku bunga berikutnya.

Sementara harga minyak tergelincir karena para pedagang khawatir tentang tumbuh stok minyak mentah dan produksi AS. Selama di awal perdagangan Asia, minyak mentah Brent naik 0,43 persen menjadi US$51,84 per barel. Sementara minyak mentah AS ditambahkan 0,29 persen menjadi US$48,36.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*