Eurobond diprediksi laris manis

JAKARTA. Penerbitan surat utang negara (SUN) valas berdenominasi euro alias eurobond diperkirakan tetap banjir peminat, meski pasar obligasi domestik sedang tertekan. Tingkat kupon diprediksi tak akan berbeda jauh dengan sebelumnya.

Asal tahu saja, pemerintah akan merilis eurobond pada Juni ini. Tahun lalu, pemerintah menerbitkan eurobond seri RIEUR0721 bertenor tujuh tahun. Nilai emisi € 1 miliar dengan kupon 2,875%. Total pemesanan € 6,7 miliar atau kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 6,7 kali lipat dari nilai emisi.

PT Danareksa Sekuritas menjadi salah co-managers penerbitan eurobond 2015. Head of Debt Research Danareksa Sekuritas Yudistira Slamet mengatakan, saat ini Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan sedang roadshow menawarkan eurobond ke Eropa seperti Belanda, Inggris dan Denmark. Sejauh ini, berdasarkan hasil roadshow minat investor Eropa terhadap eurobond Indonesia masih tinggi.

Mereka memandang Standard & Poor’s berpotensi mengerek peringkat utang Indonesia ke level investment grade. “Selain itu, suplai instrumen eurobond dari negara berkembang Asia terbilang minim. Jadi, ini kesempatan buat Indonesia,” paparnya.

Ia memperkirakan, nilai emisi eurobond 2015 antara € 1,5 miliar-€ 2 miliar. Pemerintah sempat tak menyerap dana di lelang SUN beberapa waktu lalu lantaran permintaan yield tinggi. Ini peluang pemerintah menambal kekurangan emisi sebelumnya. Sekadar gambaran, target penerbitan SUN valas tahun ini 22,6% dari target bruto emisi SBN 2015 atau Rp 102,19 triliun. Dikurangi global bond dan sukuk global 2015 senilai Rp 76,79 triliun, sisa emisi SUN valas sekitar Rp 25,4 triliun.

Nah, selain eurobond, pemerintah masih mengagendakan penerbitan samurai bond pada semester II nanti. Yudistira optimistis, permintaan tahun ini sebesar tahun lalu. Namun, ia belum bisa memperkirakan kupon eurobond 2015. Kisaran tenor kemungkinan sama dengan tahun lalu, yaitu tujuh tahun.

“Itu permintaan investor Eropa, 10 tahun terlalu lama,” ujarnya. Sejauh ini pemerintah belum memastikan waktu penerbitan eurobond. Yudistira menduga, pemerintah akan menunggu hasil rapat dewan moneter Bank Sentral Amerika Serikat 16 Juni nanti.

Global Markets Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia Anup Kumar menilai, bila eurobond terbit Juni ini, pemerintah tidak akan menemui kendala. Kondisi pasar SUN domestik yang sedang terkoreksi bukan acuan utama investor global.

“Penerbitan SUN valas lebih terpengaruh tren yield global,” ujar Kumar.

Saat ini, tren yield global cenderung naik karena ekspektasi AS mengerek suku bunga. Namun, kenaika didahului penurunan tajam pada Maret lalu pasca Bank Sentral Eropa mengucurkan stimulus. Sebagai gambaran, Maret lalu, yield RIEU0721 turun ke 1,86%. Tapi, tren kenaikan yield global telah memicu yield instrumen itu naik ke 2,839% per Kamis (11/6).

Dengan asumsi eurobond 2015 bertenor tujuh tahun, Kumar menebak, kupon sekitar 2,9%. Proyeksi itu mempertimbangkan, yield eurobond tahun lalu yang kini di kisaran 2,839%.

Editor: Barratut Taqiyyah


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*