Euro "Rebound" di Asia Setelah Jatuh di New York

INILAHCOM, Tokyo – Kurs euro sedikit “rebound” atau berbalik naik pada Selasa (4/8/2015), setelah mengalami penurunan di New York karena kejatuhan pasar saham Yunani menghidupkan kembali kekhawatiran tentang masa depan Athena di zona euro.

Mata uang tunggal naik tipis menjadi 1,0966 dolar dan 135,95 yen pada Selasa sore di Tokyo, dari 1,0954 dolar dan 135,82 yen di New York pada Senin sore.

Dolar kehilangan keuntungan awal menjadi duduk di 123,98 yen dari 123,99 yen, karena unit tertahan oleh data manufaktur AS dan Tiongkok yang lemah.

Para pedagang juga berhati-hati menjelang laporan utama ketenagakerjaan AS pada akhir pekan ini.

Pada Senin, bursa Yunani, memulai kembali perdagangannya setelah lima minggu ditutup, jatuh sekitar 20 persen pada pembukaan sebelum berakhir melemah 16,23 persen, penurunan terbesar satu hari selama dalam hampir 30 tahun.

Menambah kekhawatiran regional yang lebih luas, inflasi dan tingkat pengangguran 19-negara zona euro datang datar pada Juli, menurut data yang diterbitkan Jumat, menunjukkan pertumbuhan hanya moderat.

Standard & Poor’s juga menurunkan prospek untuk Uni Eropa dari stabil menjadi negatif pada Senin, setelah blok itu mendukung Yunani dan setelah keputusan Inggris untuk melakukan pemungutan suara tentang meninggalkan Uni Eropa.

“Kekhawatiran tentang prospek ekonomi Uni Eropa menempatkan tekanan pada euro,” kata Shinya Harui, analis valasa Nomura Securities.

“Tapi keuntungan lebih lanjut dalam dolar telah dibatasi oleh indikator negatif ekonomi AS.” Data pada Senin menunjukkan aktivitas manufaktur AS sedikit melemah dan belanja konsumen meningkat moderat.

Fokus para investor sekarang tertuju pada laporan ketenagakerjaan AS untuk Juli yang akan dirili Jumat (7/8), karena investor mencari petunjuk terbaru tentang waktu kenaikan suku bunga Federal Reserve — nilai tambah untuk dolar.

Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga pada awal September, tetapi pembuat kebijakan mengatakan setiap langkah bergantung pada tanda-tanda penguatan ekonomi utama dunia itu.

Secara terpisah, sebuah ukuran utama aktivitas manufaktur Tiongkok jatuh ke terendah dua tahun pada Juli, menurut angka yang diterbitkan Senin, menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu sedang kesulitan.

Dolar sebagian besar menguat terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS naik menjadi 1,3795 dolar Singapura dari 1,3747 dolar Singapura pada Senin, menjadi 45,73 peso Filipina dari 45,70 peso, menjadi 31,65 dolar Taiwan dari 31,64 dolar Taiwan dan menjadi 1.169,45 won Korea Selatan dari 1.165,85 won.

Dolar juga menguat menjadi 35,12 baht Thailand dari 35,03 baht dan menjadi 63,98 rupee India dari 63,95 rupee.

Tetapi greenback melemah menjadi 13.495 rupiah Indonesia dari 13.502 rupiah.

Dolar Australia menguat menjadi 73,28 sen AS dari 72,97 sen AS, sedangkan yuan Tiongkok diambil 19,97 yen terhadap 19,98 yen. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*