Emiten Bata Siapkan Belanja Modal Rp66 Miliar


shadow

Financeroll – Produsen sepatu PT Sepatu Bata Tbk (Bata) mengalokasikan sekitar US$5 juta atau setara dengan Rp 66 miliar untuk belanja modal (capital expenditure) tahun ini. Keinginan perusahaan untuk tetap tumbuh di tengah lesunya industri sepatu dalam negeri menjadi alasan perusahaan tetap melakukan ekspansi.

“Tahun ini belanja modal kami sekitar US$ 5 juta,” tutur Direktur Utama Bata Indonesia Carlos Garces ketika ditemui di Pabrik Bata, Purwakarta.

Garces menyebutkan dana tersebut akan digunakan untuk membuka gerai Bata baru, perbaikan dan renovasi gerai yang sudah ada, membeli mesin-mesin baru untuk memproduksi sepatu yang lebih baik kualitasnya, serta investasi untuk perbaikan sumber daya manusia.

“Kami juga melakukan investasi untuk training pegawai. Kami mengirim pegawai kami ke berbagai negara untuk meningkatkan keahlian mereka. Setiap kuartal kami mengirimkan empat orang ke luar negeri seperti Chile dan Singapura untuk pelatihan selama tiga hingga enam bulan,” kata Garces.

Sementara sumber dananya, lanjut Garces, berasal dari internal perusahaan yaitu keuntungan yang disisihkan. Hingga akhir Mei, perusahaan diperkirakan telah menggunakan sekitar 25 persen dari total alokasi belanja modal tahun ini. “Kebanyakan dialokasikan untuk membuka gerai baru,’ ujarnya.

Sebagai informasi, tahun lalu omzet Bata mencapai Rp 1,3 triliun yang diharapkan tahun ini dapat tumbuh di kisaran 8–10 persen.

Meskipun mengalokasikan belanja modal yang cukup besar, perusahaan mencatatkan penurunan laba cukup tajam pada kuartal I tahun ini menjadi Rp 585,8 juta. Laba tersebut anjlok sekitar 95,6 persen dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 13,3 miliar.

Deputy II Retail Director Budi Harta menyebutkan penyebabnya adalah nilai tukar rupiah yang terus melemah selama periode tersebut mengingat Bata masih mengimpor sekitar 30 persen komponen bahan baku.

‘Nilai tukar (rupiah) yang melemah penyebab penurunan laba karena kita masih ada bahan baku yang impor,’ kata Budi.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, beban perseroan memang menunjukkan peningkatan selama periode tersebut. Tercatat, beban pokok penjualan naik dari Rp 112,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 124,3 miliar.

Sementara itu, beban usaha juga meningkat menjadi Rp 85,1 miliar dari Rp 73,30 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Selanjutnya, beban keuangan naik dari Rp 1 miliar pada kuartal 1 2014 menjadi Rp1,5 miliar.

Kendati demikian, penjualan pokok Bata pada periode yang sama masih mencatatkan peningkatan tipis dari Rp 206,5 miliar pada tiga bulan pertama tahun lalu menjadi Rp 213,2 miliar.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*