Emas COMEX Turun Meski Dolar AS Melemah

INILAHCOM, Chicago – Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah, Selasa atau Rabu (23/12/2015) pagi WIB. Itu karena perdagangan teknis melebihi dukungan dari dolar AS yang melemah.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari kehilangan US$6,5 atau 0,60 persen, menjadi menetap di US$1.074,1per ounce.

Perdagangan teknis dan volume rendah adalah gambaran hari ini, menempatkan tekanan pada emas ketika para pedagang bersiap untuk meninggalkan libur panjang akhir pekan Natal. Ini terjadi meski dolar AS melemah.

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan AS pada Selasa menunjukkan angka Produk Domestik Bruto negara itu datang pada tingkat yang diharapkan di dua persen, menjaga perdagangan emas dalam kisaran yang sempit.

Analis mencatat bahwa pertumbuhan persediaan direvisi lebih rendah menjadi US$85,5 miliar dibandingkan dengan angka sebelumnya US$90,2 miliar.

Emas mendapat dukungan karena laporan yang dirilis oleh National Association of Realtors, Selasa, menunjukkan penjualan “existing home” (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan “home resales) pada November jatuh 10,5 persen ke tingkat tahunan yang jauh lebih rendah dari perkiraan di 4.760 juta unit.

Para analis mencatat bahwa peraturan baru untuk penutupan penjualan rumah mungkin telah secara artifisial telah menekan penjualan rumah selama November, namun angka itu cenderung meningkat pada Desember akibat keterlambatan dalam menutup.

Harga logam mulia ini diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut karena analis percaya pasar tetap belum yakin kapan kenaikan suku bunga berikutnya akan terjadi.

Para analis percaya tujuan dari The Fed untuk menyerap sekitar US$2,5 triliun kelebihan cadangan bank-bank karena ekonomi AS mulai pulih.

Bank-bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang “bullish”, dan sebagai akibatnya berpotensi melepaskan beberapa kelebihan cadangan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai, sehingga menyebabkan inflasi.

Tren jangka panjang untuk emas tetap sangat bearish karena kenaikan suku bunga The Fed pada Desember terjadi meski semula diharapkan untuk penundaan kenaikan suku bunga sampai 2016.

Kenaikan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Sampai pertemuan Desember Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.

Perak untuk pengiriman Maret turun 0,1 sen, atau 0,01 persen, menjadi ditutup pada US$14,314 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$8,3 atau 0,94 persen, menjadi ditutup pada US$873 per ounce. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*