Emas belum terstimulus permintaan bank sentral

JAKARTA. Permintaan emas yang datang dari bank sentral negara-negara seperti China dan Rusia memang mencatatkan kenaikan. Namun, itu tidak bisa menopang permintaan emas global. Tidak heran harga emas spot masih sulit mempertahankan penguatannya.

Mengutip Bloomberg, Jumat (14/8) pukul 15.05 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa New York Merchantile Exchange stagnan di level US$ 1.115 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Namun, harga ini memang terangkat 2,29% sepanjang sepekan terakhir.

Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka menuturkan permintaan dari bank sentral tidak cukup kuat untuk mendorong kenaikan permintaan global.

Pembelian yang dilakukan bank sentral juga terhitung tidak naik signifikan karena hanya Rusia dan China yang melakukan pembelian dalam jumlah besar.

Menurut laporan World Gold Council (WGC) kuartal dua 2015 permintaan bank sentral secara keseluruhan naik 11,16% menjadi 137,4 ton dibanding kuartal satu 2015 lalu.

Dari keseluruhan permintaan tersebut permintaan China naik 604 ton menjadi 1.658 ton, disusul Rusia naik 36,8 ton menjadi 1.275 ton. Selain kedua negara ini, permintaan Iran pun naik 13 ton dan Kazakhstan ikut melesat 7,3 ton.

Meskipun begitu, ternyata jika dibanding periode yang sama tahun 2014 permintaan emas bank sentral justru turun 12,59%. “Ini jadi salah satu bukti bahwa permintaan belum menanjak maka tidak heran harga emas tetap rendah,” papar Tonny.

Karena secara keseluruhan, permintaan emas global kuartal dua 2015 berdasar WGC turun 15,59% menjadi 914,9 ton dibanding kuartal sebelumnya. Sedangkan year on year (YoY) merosot 11,85%.

Rendahnya permintaan global ini menekan posisi emas. “Kalau permintaan nggak tinggi, secara fundamental emas sudah tertekan ditambah lagi USD perkasa,” kata Tonny.

Sehingga diduga hingga akhir tahun keadaan belum banyak berubah bagi emas.

Editor: Adi Wikanto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*