Ekspor Turun Tajam, Ekonomi Korsel 2015 Melambat

INILAHCOM, Seoul – Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan jatuh kembali menjadi 2,6 persen pada 2015. Itu menyusul pelambatan kuartal keempat dan penurunan tajam tahunan ekspor sejak krisis keuangan global.

Perkiraan yang diterbitkan oleh Bank Sentral Korea (BoK) pada Selasa, memperlihatkan pertumbuhan tahunan datang di bawah perkiraan 2,7 persen, menjadi pertumbuhan paling lambat sejak 2012 dan turun dari angka tahun lalu sebesar 3,3 persen.

BoK telah merevisi perkiraan pertumbuhannya untuk 2016 turun menjadi 3,0 persen, tetapi analis mengatakan itu mungkin menjadi ambisius mengingat ketidakpastian seputar pemulihan ekonomi global dan pelambatan di China. Untuk sebuah negara yang ekspornya mencapai setengah dari output ekonominya, 2015 merupakan tahun yang sulit dengan pengiriman ke luar negeri menurun selama 12 bulan berturut-turut.

Sejumlah faktor berkontribusi pada penurunan ekspor, termasuk kenaikan mata uang won Korea Selatan terhadap yen Jepang, sementara mitra dagang terbesarnya China memulai serangkaian devaluasi mata uangnya. Harga minyak global yang rendah juga merupakan faktor utama, memukul produk-produk minyak bumi yang merupakan ekspor penting bagi ekonomi terbesar keempat di Asia itu.

Menurut perkiraan Selasa, pertumbuhan PDB di kuartal keempat tahun lalu adalah setengah dari tiga bulan sebelumnya karena lonjakan dalam transaksi properti melemah. Pertumbuhan kuartal ketiga 1,3 persen telah menjadi lompatan terbesar dalam lebih dari lima tahun, karena konsumen berkelana kembali ke pusat-pusat perbelanjaan ketika ancaman yang ditimbulkan oleh wabah serius MERS (Middle East Respiratory Syndrome) surut.

Tiga puluh enam orang tewas akibat wabah tersebut, di mana bisnis lokal melaporkan penurunan tajam dalam penjualan karena orang menjauhi tempat-tempat umum. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*