Ekspor Produk Halal Indonesia ke Timur Tengah tak Terganggu Harga Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Meski harga minyak sudah turun lebih dari 75 persen sejak pertengahan 2014, ekspor produk halal Indonesia ke Timur Tengah dan anggota Organisasi Konferensi Islam (OIC) cenderung naik.

Ketua Komite Timur Tengah dan OIC Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Mohammad Bawazeer mengatakan, ekspor produk halal Indonesia ke Timur Tengah dan OIC tidak ada penurunan, justru stabil cenderung naik. Menurutnya, kesempatan ini harus dimanfaatkan Indonesia untuk menyiapkan perangkat ekspor ke Timur Tengah dan OIC. Saat harga minyak turun, biaya produksi produk halal juga harusnya turun dan daya saing produk harusnya juga meningkat.

Penurunan harga minyak tidak banyak berpengaruh bagi masyarakat Timur Tengah. Walau pun ekonomi di Kawasan Teluk terpengaruh, karena biaya produksi minyak di sana masih rendah, di bawah 10 dolar AS per barel. Pemerintah negara-negara Timur Tengah tetap waspada dengan mengurangi subsidi, tapi secara riil masyarakat belum banyak terpengaruh.

Meski Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) hanya mengatur produk impor dan domestik, Bawazeer melihat masih ada manfaat tak langsung bagi ekspor produk halal. Meskipun, Kadin tetap berharap ada fasilitasi terhadap ekspor produk halal.

”Ada manfaat psikologis atas UU JPH. Ini memudahkan Indonesia dan menepis opini yang mendiskreditkan yang menyebut Indonesia jauh dari halal,” ungkap Bawazeer, Ahad (14/2).

Pada 2014, pangsa produk halal Indonesia di Timur Tengah sekitar empat persen, di akhir 2015 harusnya naik. Pada 2016 ini, Kadin berharap pangsa pasarnya bisa naik ke enam persen, tergantung kesiapan pemerintah untuk segera mewujudkan kawasan industri halal. Kementerian Perindustrian, lanjut Bawazeer, sudah menjanjikan kawasan industri halal.

”Tapi percobaan zona industri halal yang direncanakan di kawasan industri yang sudah ada di Jawa belum mulai. Kami harap kalau bisa tahun ini sudah mulai,” kata dia.

Kadin mendorong peraturan pemerintah tentang jaminan produk halal segera diterbitkan sehingga produk halal Indonesia tidak perlu transit melalui Malaysia. Sebab secara riil, Bawazeer yakin ekspor produk halal Indonesia lebih banyak. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab jadi pasar utama produknya makanan halal, kosmetik, furniture dan perlengkapan rumah tangga.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*