Ekspor Melemah, Bursa Korsel Ditutup Terkoreksi

INILAHCOM, Seoul – Pasar saham Korea Selatan berakhir di wilayah negatif pada Senin (1/6/2015), tertekan meluasnya kekhawatiran tentang ekonomi berbasis ekspor itu akibat laju percepatan penurunan ekspor.

Indikator utama bursa, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 12,43 poin atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada 2.102,37, dengan volume perdagangan mencapai 420,72 juta saham senilai 5,7 triliun won (5,14 miliar dolar AS).

Ekspor negara itu anjlok 10,9 persen pada Mei dari setahun sebelumnya, menjaga tren penurunan selama lima bulan berturut-turut. Penurunan ekspor mengalami percepatan masing-masing dari 0,9 persen pada Januari menjadi 3,3 persen pada Februari, 4,3 persen pada Maret dan 8,1 persen pada April.

KOSPI dibuka melemah lemah dan tinggal di wilayah negatif sepanjang sesi, karena data perdagangan negatif yang diumumkan sebelum bel pembukaan.

Kekhawatiran tetap tentang krisis utang di Eropa karena Yunani mungkin jatuh ke “default” (gagal bayar) jika negara Eropa itu gagal membujuk tetangganya untuk menawarkan dana talangan (bailout) tambahan bagi negara yang dililit utang tersebut.

Investor asing berubah menjadi penjual bersih di pasar spot dan pasar berjangka. Investor asing dan institusi masing-masing mengurangi kepemilikan saham sebesar 33,4 miliar won dan 21,9 miliae won. Investor ritel membeli saham senilai 49,6 miliar won.

Sebagian besar saham berkapitalisasi besar mengalami kemunduran. Pemimpin utama pasar Samsung Electronics turun 1,2 persen menjadi menetap di 1,291 juta won, ditutup di bawah 1,3 juta won untuk pertama kalinya dalam lima bulan.

Produsen mobil utama Hyundai Motor turun 2,2 persen, dan Cheil Industries, perusahaan holding de-facto Samsung Group, turun 1,8 persen. Pembuat kosmetik terkemuka AmorePacific jatuh 4,1 persen.

Mata uang Korea Selatan berakhir pada 1.110,2 won terhadap greenback, turun 2,0 won dari penutupan Jumat lalu.

Harga obligasi berakhir lebih rendah. Imbal hasil pada surat utang negara tiga tahun naik 0,1 basis poin menjadi 1,746 persen, dan imbal hasil pada obligasi acuan pemerintah 10-tahun naik 3,5 basis poin menjadi 2,343 persen. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*