Dollar AS yang telah berhasil mencetak penguatan harian selama pekan ini mendapat ganjalan untuk lanjut ralli pada akhir perdagangan pekan ini (11/11). Pasalnya sejak awal perdagangan sesi Asia dollar mendapat tekanan jual meskipun baru saja menerima suatu harapan mantap dari terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Pasar meyakini seorang Trump mampu mengangkat ekonomi AS dengan dukungan Fed rate hike.
Dollar mendapat dukungan dari kenaikan yield obligasi pemerintah Amerika merespon keyakinan pasar akan kepemimpinan Trump berikutnya mendukung meningkatnya investasi ke negeri tersebut. Dolar AS sempat anjlok parah disaat penghitungan suara pemilihan Presiden AS yang dimenangkan oleh calon dari partai Republik.
Terhadap rival utamanya, dollar AS hanya melemah terhadap yen, swiss franc dan poundsterling saja. Rival lainnya melemah terpukul sentimen ekspektasi kepemimpinan Donald Trump menekan investasi kawasan Asia dan Eropa.
Pada sesi Amerika diharapkan dollar AS akan kuat kembali yang menerima bebeberapa sentimen positif seperti rilis data sentimen konsumen UoM dan pidato seorang petinggi Fed Stanley Fischer. Pidato petinggi Fed ini diharapkan memberikan komentar yang hawkish dan memberikan sinyal kuat untuk Fed rate hike.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama perdagangan dibuka lemah di posisi 98.76, dan perdagangan sesi Eropa indeks berada pada kisaran 98,69.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor : Jul Allens
—
Distribusi: Vibiznews
Speak Your Mind