Dollar AS Rabu Pagi Bangkit dan Siap Rally Sambut Kebijakan Fed

Nilai dollar AS terhadap banyak mata uang dunia kembali jatuh bahkan ke posisi terendah dalam 9 pekan diakhir perdagangan sesi Amerika akhir Januari beberapa jam lalu. Dan secara bulanan dollar anjlok paling parah sejak bulan Maret tahun 2016 setelah 3 bulan terakhir bergerak bullish.

Dollar AS yang sempat bergerak kuat sejak awal sesi Eropa hari Selasa (31/1), langsung anjlok setelah komentar dari Presiden Donald Trump dan penasehat perdagangannya Peter Navarro. Trump mengomentari devaluasi mata uang negara-negara yang menjadi alasan bagi pabrikan farmasi Amerika Serikat lakukan alih daya produksi, sedangkan Navarro menyatakan kepada media setempat bernama Financial Times bahwa Jerman telah memanfaatkan pelemahan kurs euro untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dari Amerika Serikat dan negara mitra dagangnya.

Dan masuki perdagangan sesi Asia hari Rabu (1/2) dollar dibuka melanjutkan pelemahan perdagangan sebelumnya, namun kini berbalik arah dan menekan beberapa mata uang rival utamanya. Sentimen yang mengangkat dollar adalah pengumuman Bank Sentral Amerika akhiri pertemuan membahas kebijakan moneter mereka pada Kamis dini hari (2/2). Pasar harapkan Fed umumkan rencana lanjutan kenaikan Fed rate.

Terhadap mata uang negara lainnya pagi ini terpantau dollar AS kembali kuasai pasar forex terhadap semua valas global dengan penguatan yang cukup signfikan. Pada sesi malam sebelum laporan kebijakan Fed terdapat rilis data ISM manufacturing PMI yanbg menambah tenaga rally dollar AS.

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama di akhir perdagangan sesi Amerika beberpa jam lalu  turun  ke posisi 99,55 setelah dibuka pada posisi 100.42. Dan masuki perdagangan sesi Asia dibuka pada posisi 99.56.

Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*