Dollar AS pudarkan kilau harga emas

JAKARTA. Setelah menyentuh level harga tertinggi sejak Oktober 2013 pada pekan lalu, harga emas gagal melanjutkan penguatan. Kilau emas memudar terimbas data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang membaik. Defisit neraca perdagangan China yang memburuk juga menjadi sentimen negatif bagi harga emas.

Mengutip Bloomberg, Senin (10/3) pukul 15.30 WIB, harga emas di bursa NYMEX untuk pengiriman April 2014 turun 0,5% dibandingkan akhir pekan lalu menjadi US$ 1.331,40 per ons troi. Dalam sepekan terakhir, harga emas telah terkoreksi sebesar 1,39%.

Harga emas tergelincir setelah berhasil menyentuh level tertinggi selama empat bulan di level US$ 1.354,87 per ons troi pada 3 Maret 2014 lalu.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas tergelincir lantaran data tenaga kerja di luar sektor pertanian (nonfarm payrolls) AS mengalami perbaikan.

Data tersebut menunjukkan peningkatan jumlah tenaga kerja AS menjadi 175.000 orang pada bulan Februari 2014. Jumlah ini naik dari bulan sebelumnya yang sebanyak 129.000 orang.

Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan prediksi sebesar 151.000. Data itu membuat dollar AS menguat, sebaliknya harga emas terkoreksi.

Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures juga sependapat. Menurut dia, harga emas tertekan cukup signifikan pasca rilis data nonfarm payrolls AS.

Tapi, dia menilai, harga emas belum menuju pembalikan arah selama level support di US$ 1.305 per ons troi belum tertembus. “Ke depannya, belum ada katalis yang mampu menggerakkan harga emas secara signifikan,” imbuh Suluh.

Selain dipengaruhi data AS, kejatuhan harga emas juga dipengaruhi neraca perdagangan China bulan Februari yang mengalami defisit US$ 23 miliar. “Ini merupakan defisit yang pertama sejak Maret 2013,” jelas Ariston.

Ariston bilang, data itu menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap permintaan emas dari China. Maklum, China merupakan importir emas terbesar dunia.

Secara teknikal, Ariston menjelaskan, harga emas di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Moving average convergence divergence (MACD) di atas nol.

Namun pergerakan MACD telah memotong ke bawah garis sinyal. Ini menandakan momentum koreksi. Indikator stochastic sudah menunjukkan penurunan. Relative strength index (RSI) juga mengalami penurunan.
Menurut Ariston, harga   emas berpeluang terkoreksi lebih dalam jika mencatatkan penutupan harian di bawah US$ 1.330 per ons troi atau penutupan mingguan di US$ 1.327 per ons troi.

Sepekan ini, dia memprediksikan, harga emas berada di US$ 1.327-US$ 1.342 per ons troi. Suluh memproyeksikan harga emas di US$ 1.325-US$ 1.350 per ons troi.

Editor: Sofyan Nur Hidayat


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*