Dollar AS Bangkit Memukul Yen dan Euro Cukup Keras

Kondisi politik dalam negeri Amerika Serikat pasca pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump masih terjadi beberapa demonstrasi atau protes di Washington menurut laporan beberapa media setempat. Sentimen ini menjadi salah satu alasan untuk menjauhi  dollar AS beberapa hari terakhir.

Namun kondisi yang terjadi di kawasan Eropa pasca pernyataan Mahkamah Agung Inggris Raya membuat pasar global lebih memilih memburu dollar AS kembali, seperti terlihat di pasar valas internasional  rival-rival utamanya seperti yen Jepang dan khususnya mata uang kawasan Eropa dijual cukup banyak.

Mahkamah Agung Inggris memutuskan pemerintah Inggris menjalani skenario Brexit harus setelah mendapat suara bulat dari parlemen. Namun pemerintah menangkis keputusan tersebut dengan hak prerogatif kerajaan Inggris yang sangat mensupport terjadinya Brexit, sehingga tidak akan mengubah skenario Brexit menurut Artikel 50.

Diakhir perdagangan sesi Amerika beberapa jam lalu, dollar melaju sangat kuat terhadap aset safe haven seperti yen dan euro. Terhadap poundsterling hanya menguat tipis demikian juga dengan aussie yang menghiraukan kenaikan harga minyak mentah.

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama pada akhir perdagangan naik ke posisi 100,28 setelah dibuka pada posisi 99.99. Dollar AS sempat mencapai posisi tertingginya di 100.43 dan kemudian anjlok lagi ke posisi terendah di 99.90.

Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*