Dollar AS Akhiri Sesi Asia Terpukul Minimnya Sentimen Positif

Mengakhiri perdagangan forex sesi Asia hari Kamis (19/1) perdagangan dollar AS melempem kembali terhadap  rival utamanya dan juga banyak valas global. Pasar global melakukan profit taking menimbang sentimen penggerak dari rivalnya di Eropa jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Eropa atau ECB.

Perdagangan sebelumnya dollar mendapat tenaga kuat dari kenaikan data inflasi dan pernyataan hawkish pejabat Fed termasuk Janet Yellen. Komentar Janet Yellen sangat hawkish dikarenakan memberikan sinyal kuat untuk kenaikan suku bunga lanjutan. Namun tampaknya pasar masih menunggu rencana dari Presiden AS terpilih Donald Trump yang menjadi landasan kondisi ekonomi selanjutnya.

Karenanya posisi dollar AS kembali berada dalam range merah apalagi harga minyak mentah dan bursa saham meningkat, yang memberikan tenaga bagi rival utamanya seperti aussie dan poundsterling.

Pada sesi Amerika akan dirilis beberapa data yang diperkirakan memberikan sentimen positif seperti data sektor propertinya untuk building permits dan housing starts. Namun mendapat tekanan dari rilis data manufaktur Philadelphia dan klaim pengangguran. Selain data ekonomi terdapat momentum yang  bisa angkat dollar AS yaitu pidato dari Janet Yellen dalam suatu event di San Fransisco.

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama pada akhir perdagangan sesi Asia turun ke posisi 101,24 setelah dibuka pada posisi 101.32. Perdagangan sebelumnya dollar AS di tutup kuat pada posisi 101.31.

Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*