Dolar Sudah di Bawah Rp 13.000, Akankah Bertahan Lama?

Jakarta -Sejak pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak cenderung menguat. Dolar AS sudah tidak lagi ‘betah’ di level Rp 13.000.

Mengutip data perdagangan Reuters, saat ini dolar AS diperdagangkan di Rp 12.942. Sementara data kurs tengah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan dolar AS di posisi Rp 12.945.

Alex Sienaert, Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, menyebutkan ke depan penguatan dolar AS masih mungkin terjadi lagi. Pasalnya, perbaikan ekonomi dan rencana kenaikan suku bunga di Negeri Paman Sam akan membuat dolar AS terdongkrak.

“Kami tidak bisa mengomentari target angka tertentu. Tapi tantangan menghadapi dolar AS masih berlangsung, penguatan dolar AS masih dalam tren,” jelas Sienaert dalam jumpa pers di kantor perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Jakarta, Senin (13/4/2015).

Penguatan dolar AS, lanjut Sienaert, tentu akan menyebabkan melemahnya mata uang dunia, termasuk rupiah. Meski begitu, dia menilai kinerja rupiah masih lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya seperti Brasil atau Turki.

“Rupiah memang underperform (melemah), seperti juga mata uang negara lainnya. Tapi Indonesia masih lebih baik,” ujar Sienaert.

Di tempat yang sama, Lead Economist and Economic Advicer Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop menambahkan, pergerakan nilai tukar rupiah masih akan dibarengi dengan ‘drama’ rencana kenaikan suku bunga oleh bank sentral, The Federal Reserve/The Fed. Tak hanya rupiah, mata uang negara-negara lain pun akan terpengaruh.

“Dolar AS menguat terhadap semua mata uang. Ke depan, pengaruhnya lebih diwarnai oleh drama oleh Fed Fund Rate, dan berpengaruh negatif,” tandas Diop.

(drk/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*