Dolar 'Perkasa' Hampir Sentuh Rp 12.700, Ini Penjelasannya

Jakarta -Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah cukup tajam. Bahkan kini dolar sudah mendekati kisaran Rp 12.700.

Mengutip Reuters, Senin (15/12/2014), dolar AS kini berada di posisi Rp 12.660. Dolar AS bahkan sempat menyentuh level tertinggi di Rp 12.695. Sementara data RTI menyebutkan dolar AS di posisi Rp 12.679.

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, mengatakan tidak hanya rupiah yang mengalami pelemahan tajam. Bahkan pelemahan rupiah masih relatif minim dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara.

“Kalau dilihat secara year to date, rupiah melemah sekitar 3%. Sementara ringgit Malaysia sudah melemah 7%, bahkan yen Jepang mencapai 16%,” papar Lana kepada detikFinance.

Secara nilai, lanjut Lana, pelemahan rupiah memang cukup mengganggu. Pasalnya, tadi pagi rupiah masih berada di kisaran Rp 12.400/US$.

“Namun dari sisi persentase, pelemahan rupiah tidak sedalam ringgit. Apalagi yen,” ujar Lana.

Menurut Lana, pelemahan rupiah dan sejumlah mata uang negara lain kali ini disebabkan anjloknya harga minyak dunia. Harga minyak jenis light crude untuk pengiriman Desember 2014 sudah mencapai US$ 57,49/barel. Sementara harga minyak jenis brent adalah US$ 61,65/barel.

“Harga minyak dunia yang anjlok merupakan indikasi pelemahan ekonomi dunia. Investor melihat ada kemungkinan resesi global bisa terjadi. Akhirnya investor memilih untuk hold dolar AS sebagai safe haven,” jelasnya.

Selain itu, tambah Lana, pelaku pasar juga menantikan pertemuan bank sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) pekan ini.

Market menunggu kejelasan dari The Fed, apa yang akan mereka lakukan. Setelah ada kejelasan, baru mereka bisa mengukur risiko. Sembari menunggu, lagi-lagi investor memburu dolar AS,” tuturnya.

(hds/hen)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*