Dolar AS turun setelah menguat tajam

New York (ANTARA News) – Kurs dolar AS turun terhadap mata uang utama lainnya di perdagangan New York pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah greenback melonjak ke tingkat tertinggi dalam tujuh bulan terakhir di sesi sebelumnya.

Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada Selasa karena bank sentral negara itu berada di jalur untuk menaikkan suku bunga pada akhir tahun, sementara Bank Sentral Eropa mengisyaratkan untuk melepaskan stimulus lebih lanjut guna meningkatkan perekonomian, lapor Xinhua.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,35 persen menjadi 99,322 pada akhir perdagangan Selasa, tingkat tertinggi sejak April.

Namun, indeks mundur menjadi 98,948 pada akhir perdagangan Rabu karena greenback mengambil jeda dari kenaikan baru-baru ini di Hari Veteran.

Dolar AS telah meningkat didukung laporan ketenagakerjaan kuat yang dirilis pekan lalu, memicu ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga dalam pertemuan kebijakan Federal Reserve berikutnya pada Desember.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Jumat bahwa total gaji pegawai non pertanian meningkat 271.000 pada Oktober, mengalahkan konsensus pasar untuk kenaikan 190.000 pekerja baru.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0704 dolar AS dari 1,0704 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5220 dolar AS dari 1,5103 dolar pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7058 dolar AS dari 0,7020 dolar.

Dolar AS dibeli 122,90 yen Jepang, lebih rendah dari 123,24 yen di sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0045 franc Swiss dari 1,0077 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3267 dolar Kanada dari 1,3276 dolar Kanada.
(T.A026)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*