Dolar AS Rp 13.800, BI: Masih Normal

Jakarta -Dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat seiring rencana bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menaikkan tingkat suku bunganya di Desember ini.

Dolar AS kembali menguat di kisaran level Rp 13.800 kemarin. Penguatan dolar AS menjelang rapat FOMC ini dinilai normal. Nilai tukar rupiah akan kembali normal seiring kepastian The Fed berlalu.

“Namanya pasar keuangan ya sekarang menunggu FOMC hal yang normal saja, apalagi katanya bulan Desember. Kalau setelah itu akan normal lagi situasinya,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara saat ditemui di Gedung BI, Jakarta, Kami (3/12/2015).

Meski demikian, Mirza mengatakan, Indonesia perlu mewaspadai gejolak perekonomian global.

Keputusan FOMC di tanggal 16 Desember 2015 soal kenaikan Fed fund rate akan sangat menentukan arah rupiah.

“Fed tanggal 16 di sana, 17 di sini, RDG 17. Kalau kita baca, kita mesti tetap waspada risiko dari eksternal misalnya kenaikan suku bunga AS yang 0,25%, kalau itu terjadi memang kemungkinan besar sudah price-in, berarti tidak akan membuat jadi gejolak,” jelas dia.

Tapi, lanjut Mirza, yang perlu dicermati adalah bagaimana statement dari the Fed soal kenaikan selanjutnya apakah akan terjadi dan segera atau perlu waktu 3 bulan, 6 bulan atu 1 tahun.

“Kenaikan kedua itu yang perlu kita cermati. Kalau saat ini market memperkirakan kenaikan kedua akan terjadi perlahan atau gradual dan AS tidak ingin membuat gejolak pasar keuangan internasional,” paparnya.

Namun, Mirza menambahkan, kondisi eksternal memang tidak bisa diprediksi. Mirza memastikan kondisi pasar keuangan Indonesia masih akan stabil.

“Situasi harusnya akan tetap stabil tapi kan semua itu kita tidak bisa dipastikan oleh karena itu mengapa BI statement-nya menyatakan kita harus berhati-hati dan mencermati kondisi esternal,” pungkasnya.

(drk/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*