Dolar AS Ambruk, Investasilah di Emas

INILAHCOM, Washington – Harga emas menyentuh angka tertinggi dalam dua bulan terakhir. Perkembangan ini merupakan bentuk kekhawatiran atas kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump.

Keputusan Trump agar AS keluar dari TPP, berdampak luar biasa. Selain melemahkan nilai tukar US$, kebijakan membuat obligasi AS jatuh.

Paska keluarnya AS dari TPP dan rencana renegoisasi sejumlah perjanjian perdagangan, menimbulkan kekhawatiran dunia. Bahwa Presiden Trump benar-benar akan memberlakukan proteksi dagang.

Sementara perkembangan harga emas justru naik 0,56% di angka $1216.33 per ons, setelah sebelumnya menyentuh angka tertinggi yakni $1219.43 per ons pasca 22 November 2016.

Minggu lalu harga emas ditutup naik 1%. Di mana, kenaikan harga emas ini sudah terjadi sejak empat minggu berturut-turut. Atau tepatnya, kenaikan terjadi sejak Juli 2016.
“Hal ini disebabkan oleh melemahnya dolar AS dan ketidakpastian ekonomi-politik,” kata analis Danske Bank, Jens Pedersen yang dikutip dari CNBC.

Jika rencana Trump untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah, memotong pajak dan deregulasi lainnya diberlakukan, kemungkinan bisa memulihkan dilai tukar dolar AS serta harga saham.

Namun. kenaikan pertumbuhan ekonomi yang begitu tinggi, tentunya tidak sehat. Alhasil, bank sentral AS akan menaikkan suku bunga. Dalam hal ini, investor tentunya akan memborong obligasi. Kalau itu terjadi maka harga emas akan turun seiring anjloknya permintaan. Demikian disampaikan analisis Mitsubishi, Jonatham Butler.

Logam mulia lainnya yang juga mengalami perubahan harga adalah paladium turun 1,57% pada $776 setelah sebelumnya menyentuh harga $795. Harga ini tertinggi sejak Mei 2015. Sementara Perak naik 0,93% menjadi $17,19 sementara emas putih naik 0,77% menjadi $983.50. [ipe]

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*