Ditanya Khawatir Krismon 1998 Terulang, Ini Jawaban Jokowi

Madiun -Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan masyarakat tak perlu khawatir soal kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat menembus Rp 13.000/US$. Ia pun sempat menanggapi soal adanya kekhawatiran kondisi tersebut bisa terulang seperti krisis moneter (krismon) 1998.

“Dulu kan dari Rp 2.000/US$ meloncat ke Rp 15.000/US$ nggak lah,” kata Jokowi tertawa lebar saat ditanya soal kekhawatiran krismon 1998 terulang, ketika meninjau pabrik alat potong padi milik PT Jogja Inovasi Teknik, Madiun, Jawa Timur, Jumat (6/3/2015).

Ia mengatakan fundamental ekonomi Indonesia saat ini sangat baik, misalnya inflasi yang rendah bahkan Januari-Februari 2015 terjadi deflasi. Selain itu, dari sisi fiskal APBN-Perubahan 2015 mempunyai ruang fiskal untuk infrastruktur lebih besar sehingga akan memicu pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan yang positif pada Januari 2015.

“Coba dilihat dari bulan kebulan juga meningkat lebih baik karena ini memang pengaruh dari eksternal dari global, Quantitative Easing (QE) , Yunani, ekonomi di Eropa saya kira pengaruh pengaruh seperti itu dan semua negara mengalami itu,” katanya.

Jokowi menegaskan masyarakat tak perlu khawatir terhadap nilai tukar yang melemah, fenomena ini dialami oleh semua negara. “Saya kira semua negara mengalami itu dan masyarakat ya tenang-tenang sajalah coba tanya ke gubernur BI menyampaikan juga tenang tenang saja kok,” kata Jokowi.

Hari ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 12.970 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.985 per dolar AS.

Sebelumnya nilai tukar rupiah sempat melemah mencapai Rp 13.000/US$. Ini merupakan yang terlemah sejak 17 tahun terakhir.

(rvk/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*