Penurunan harga minyak mencapai 50%, dari di atas US$ 100/barel pada pertengahan 2014 lalu, menjadi di kisaran US$ 50/barel saat ini.
“Kalau beberapa perusahaan minyak dunia, mereka dengen enteng melakukan cut (pangkas) investment, cut operational expenditure dan kurangi tenaga kerja. Mereka lakukan itu (potong tenaga kerja) 30%-40% untuk hadapi penurunan harga 50%,” kata Dwi, saat acara Annual Hulu Day di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Dwi mengatakan, Pertamina tidak meniru para perusahaan migas lainnya dengan melakukan PHK. “Pertamina tidak lakukan itu,” ujarnya.
Bagi Pertamina, karyawan adalah aset paling berharga yang dimiliki perusahaan. Dwi menyebut, sumber daya manusia Pertamina sebagai pekerja profesional yang kompeten.
Para pekerja, kata Dwi, akan berperan besar mencari solusi untuk menghadapi keterbatasan jumlah kilang hingga terbatasnya jumlah sumur baru. Hingga triwulan III-2015, Pertamina telah mengguyur investasi US$ 2 miliar di sektor upstreams (hulu minyak).
“Nomor satu aspek paling utama adalah SDM,” ujarnya.
(feb/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind