Direksi BRI Akui Pinjaman dari China Rp 39 T Bikin Rupiah Menguat

Jakarta -Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso menyebut pinjaman China ke perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia bisa memperkuat posisi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pinjaman China Development Bank (CDB) kepada 3 Bank BUMN berbentuk dolar AS dan yuan China itu bisa membuat pasokan valas di tanah air berlebih sehingga membuat nilai tukar rupiah terus menguat.

“Kurs dipengaruhi supply and demand. Bila supply kurang dan demand tinggi, maka harga naik. 3 bank turunkan kurs dengan pinjaman bilateral pihak bank luar (CDB). Jawabannya dolar akan masuk, maka supply banyak dan akan banyak. Demand bisa terpenuhi dari supply,” kata Sunarso saat press conference laporan keuangan triwulan III di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Karena masuknya dana pinjaman dari China berbentuk dolar AS, membuat para pemegang dolar di tanah air mulai melepas dolar. Alasannya, mereka khawatir dolar AS yang saat ini dipegang terus menurun.

“Banyak dolar masuk, mereka akan lepas dolar,” jelasnya.

Seperti diketahui, 3 perbankan pelat merah yakni BRI, BNI dan Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman US$ 3 miliar dari China Development Bank (CDB). Setiap bank memperoleh alokasi US$ 1 miliar.

(feb/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*