Devaluasi Yuan Juga Benamkan Pasar Obligasi

INILAHCOM, Jakarta- Dalam sepekan terakhir, laju pasar obligasi terbenam mengikuti pelemahan bursa saham. Pelaku pasar sama-sama merespons negatif devaluasi yuan oleh People’s Bank of China (PBoC).

Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) mengatakan, tidak hanya laju pasar saham yang mengalami tekanan berat sepanjang pekan kemarin, laju pasar obligasi pun juga nampak demikian di mana cenderung mengalami pelemahan.

“Apalagi setelah dirilisnya berita pelemahan Yuan akibat kebijakan People’s Bank of China (PBoC)yang melakukan devaluasi,membuat mata uang lainnya, terutama mata uang Asia mengalami pelemahan dan diresponsnegatif pelaku pasar obligasi,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Senin (10/8/2015).

Kondisi yang adanya pun di pekan kemarin kurang lebih sama dimana maraknya sentimen negatif membuat pelaku pasar cenderung melakukan aksi jualnya. “Pelemahan lanjutan pun tak terhindarkan yang terlihat dari pergerakan tenor obligasi yang cenderung meningkat hampir di seluruh tenor,” ujarnya.

Di sisi lain, melemahnya laju rupiah makin memperparah aksi jual sehingga kian menghambat pasar obligasi untuk dapat bergerak positif. “Tidak hanya pada obligasi pemerintah, pada obligasi korporasi laju yield cenderung meningkat tipis seperti yang terjadi dengan rating AA,” tuturnya.

Di pekan sebelumnya, yield obligasi korporasi berada di kisaran 10,68%-10,77% untuk tenor 9-10 tahun namun, di pekan kemarin pergerakannya cenderung naik tajam berada di kisaran 11,20%-11,40%.

Dari sisi makroekonomi, laju pasar obligasi kali ini dipengaruhi kondisi dalam negeri terutama berupa pelemahan nilai tukar rupiah,” ungkap dia.

Harga obligasi Pemerintahcenderung melemah tajam yang terefleksi dari naiknya yield untuk semua tenor. Kenaikan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor panjang (8-30 tahun).

Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan rata-rata yield 13,49 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yield sekitar 17,04 bps; dan tenor panjang (8-30tahun) mengalami kenaikan yield hingga 22,12 bps.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo 4 tahun kembali turun harganya hingga -55,28 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo 9 tahun turun tajam harganya hingga -138,09 bps.

Di pekan kemarin Pemerintah telah melelang Surat Berharga SyariahNegara.Lelang Surat Berharga Syariah Negara dalam mata uang Rupiah dilakukan oleh Pemerintah pada hari Selasa, 11 Agustus 2015.

Jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp2,5 triliun untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015dengan seri-seri sebagai berikut:

Seri SPN-S05022016(new issuance) dengan pembayaran imbalansecara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 5 Februari2016;

a. Seri PBS006(reopening) dengan pembayaran imbalan sebesar 8,25%dan jatuh tempo pada tanggal 15 September2020;

b. Seri PBS007(reopening) dengan imbalansebesar 9,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September2040;

c. Seri PBS008(reopening) dengan imbalan sebesar 7,00%dan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni2016; dan

d. Seri PBS009(reopening) dengan imbalansebesar 7,75% dan jatuh tempo pada tanggal 25Januari2018.

Di pekan kemarin, nilai yang ditawarkan lebih tinggidari lelang Sukuk sebelumnya. Meski sentimen di pekan kemarin masih terdapat sentimen negatif namun, permintaan akan lelang Sukuk terbilang tinggi dan bahkan mampu melampaui target indikatifnya.

Meskijumlah Sukuk yang dilelang masih sama seperti lelang Sukuk sebelumnya namun, permintaan hampir dua kali lipatnya. Lelang Sukuk yang terserap lebih banyak yang memiliki tenor lebih panjang, terutama terlihat pada Sukuk yang bertenor 3 tahunan.

Dalam lelang kali ini, total permintaan yang masuk mencapai Rp11,83 triliun, lebih tinggidibandingkan lelang Sukuk periode sebelumnya, Selasa(28/7) yang mencapai Rp 6,73 triliun.

Pada lelang kali ini, lelang berhasil diserap Rp3,09 triliun atau di atastarget indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 2,5triliun.

Pemerintah tidak memenangkan 1 seri Sukuk yaitu, PBS007. Sementara seri lainnya yang dimenangkan a.l seri SPN-S05022016 (new issuance) dengan permintaan yang masuk dari investor Rp 3,13 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk sebesar 6,50% dan Imbal hasil tertinggi 7,25%. Seri ini diserap Rp 400miliardengan Imbal hasil rata-rata tertimbang 6,63% dan tingkat imbalan diskonto.

Kemudian, seri PBS006(reopening) mengalami permintaan Rp 1,01 triliun dengan Imbal hasil terendah 8,47% dan Imbal hasil tertinggi yang masuk 8,75% serta diserap Rp 920miliar.

Seri PBS008mengalami permintaan Rp4,19 triliun dengan Imbal hasil terendah 7,38% dan Imbal hasil tertinggi yang masuk 8,47% serta diserap Rp 600miliar. Seri PBS009dengan permintaan yang masuk dari investor Rp 3,47 triliun dan diserap Rp 1,17triliun dengan Imbal hasil rata-rata tertimbang 8,13% dan tingkat kupon7,75%.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*