Data Ekonomi AS Tekan Transaksi Rupiah

INILAHCOM, Jakarta – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah 91 poin menjadi Rp13.352 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.261 per dolar AS.

“Mata uang negara berkembang cenderung melemah di tengah data ekonomi Amerika Serikat yang cukup solid, situasi itu dapat memperkuat harapan kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed),” kata Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Ia menambahkan bahwa bahwa data perumahan Amerika Serikat bulan April meningkat, sementara Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk semua konsumen perkotaan juga naik 0,4 persen pada April, di atas konsensus pasar 0,3 persen.

“Data itu memicu salah seorang pembuat kebijakan The Fed akan mendorong kenaikan suku bunga pada bulan Juni atau Juli, situasi itu dapat memperbesar peluang terjadinya perubahan dalam kebijakan moneter di AS,” katanya.

Namun demikian, Lukman Leong mengatakan penguatan dolar AS masih terbatas menyusul harga minyak mentah dunia yang masih berada dalam tren kenaikan. Terpantau, harga minyak mentah dunia jenis WTI crude pada Rabu (18/5) berada di posisi 48,18 dolar AS per barel dan Brent crude di level 49,09 dolar AS per barel.

Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Putu Agus mengatakan bahwa hasil rilis notulensi Komisi Pasar Berbas Federal (FOMC) pada April lalu sedang ditunggu pelaku pasar uang, diharapkan memberikan gambaran lebih jelas mengenai proyeksi kenaikan suku bunga di AS sehingga tidak menimbulkan gejolak di pasar keuangan domestik.

“Pergerakan mata uang negara berkembang cukup bergantung pada hasil rilis FOMC,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (18/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.317 dibandingkan level sebelumnya (17/5) di posisi Rp13.278 per dolar AS. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*