Data Deflasi Topang Penguatan Rupiah

INILAHCOM, Jakarta – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 24 poin menjadi Rp13.196, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.220 per dolar AS.

“Sentimen dari domestik mengenai data ekonomi yang dirilis menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang rupiah,” kata Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta, Senin (3/4/2017).

Ia mengemukakan bahwa sentimen mengenai laju inflasi yang terjaga menjaga harapan bagi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2017 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.

Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2017 sebesar 1,19 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) sebesar 3,61 persen.

Di sisi lain, lanjut dia, aliran dana asing yang terus masuk ke pasar surat utang (obligasi) dan saham seiring dengan harapan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor’s (S&P) juga masih turut mendukung rupiah kembali terapresiasi.

Analis Riset FXTM Lukman Otunuga menambahkan bahwa meredanya kekhawatiran pasar terhadap kebijakan proteksionisme Presiden AS Donald Trump telah mendorong aset-aset di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia kembali diminati oleh investor.

“Ketidakpastian membayangi ekonomi AS sehingga membuka jalan bagi rupiah menuju penguatan,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.324 dibandingkan hari sebelumnya (Jumat, 31/3) Rp13.321 per dolar AS. [tar]
 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*