China Hanya Berani Kejar Target PDB 6,5%

INILAHCOM, Beijing – Pemerintah China bertujuan menjaga pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sekitar 6,5 persen. Langkahnya dengan menerapkan kebijakan fiskal proaktif dan mempertahankan kebijakan moneter yang hati-hati.

Pimpinan Kongres Rakyat Nasional, Li Keqiang mentolelir pertumbuhan ekonomi yang terbatas. Tujuannya untuk memberikan ruang lebih leluasa terhadap reformasi dan mengendalikan utang. “Target pertumbuhan 6,5 persen pun diperlukan kerja keras untuk mencapainya,” kata Li dalam sebuah acara resmi di Beijing, Minggu (5/3/2017).

Peningkatan utang dan gencarnya belanja pemerintah tahun 2016 lalu telah memicu kekhawatiran ancaman utang dan kejenuhan di pasar properti.

Pada tahun 2016, PDB mencapai 6,7 persen yang merupakan paling rendah selama 26 tahun terakhir. Namun masih dalam kisaran target pemerintah antara 6,5 persen hingga 7 persen.

Pemerintah mulai mengurangi ketergantungan terhadap pertumbuhan sektor manufaktur. Padahal sektor ini menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi China. Beijing bekerja keras untuk menciptakan pekerjaan baru bagi jutaan warganya atau munculnya risiko kerusuhan sosial dengan peningkatan angka pengangguran.

Pada tahun ini, pemerintah China menargetkan dapat menciptakan 11 juta pekerjaan baru. Meskipun pemerintah memperkirakan ada 15 juta angkatan kerja baru masuk ke pasar.

Selain itu pemerintah akan tetap fokus pada sektor batu bara dan baja. Namun akan mengurangi kapasitas produksi baja. Namun pada analis meragukan realisasi penciptaan pekerjaan baru untuk mengatasi ancaman pengangguran di China.

“Sekarang tidak ada hubungan magis antara PDB dengan pekerjaan. China dapat menargetkan pertumbuhan PDB 6,5 persen dengan padat modal. Namun tidak dapat menciptakan lapangan kerja. Namun bila dengan padat kerja maka pertumbuhan PDB hanya 3,5 persen,” kata ahli kependudukan di American Enterprise Institute dan ekonom di China Beige Book, Derek Scissors.

“Posisi pemerintah China selama 20 tahun terakhir seperti tidak ada masalah untuk kandungan nutrisi dari makanan. Masalahnya hanya jumlah kalori. Ini tidak masuk akal secara ekonomi. Ini jelas sangat politis,” jelasnya seperti mengutip cnbc.com.

Pemerintah China sangat membutuhkan PDB yang lebih tinggi untuk dapat menyerap angkatan kerja yang terus bertambah.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*