China Berjuang Topang Mata Uang Yuan

TRIBUNJOGJA.COM – China tengah berjuang keras menopang mata uang yuan di tengah derasnya arus keluar dana dari negara tersebut.

Data cadangan devisa selama akhir pekan ini bisa menjadi gambaran betapa berat tantangan yang kini dihadapi China.

Para analis umumnya memperkirakan, cadangan devisa turun US$ 100 miliar menyusul penurunan sebesar US$ 107,9 miliar di Desember 2015 lalu.

Di sepanjang 2015, cadangan devisa China turun US$ 512,66 miliar menjadi US$ 3,33 triliun. Cadangan devisa negeri tembok Besar ini tergerus untuk membiayai intervensi nilai tukar yuan.

Menurut Institute of International Finance, di sepanjang tahun lalu dana yang keluar (capital flight) dari China mencapai US$ 700 miliar.

Perusahaan lokal di China buru-buru menarik dana untuk membayar utang luar negeri, seiring depresiasi yuan.

Sementara investor global semakin khawatir melihat melemahnya ekonomi China dan langkah intervensi otoritas di negara tersebut di pasar keuangan.

Pasar global akan terus mencermati data cadangan devisa China, meskipun pekan depan bursa di China tutup untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

“Pasar global sendiri kan tidak tutup. Saya rasa akan ada efek domino jika kita melihat cadangan devisa menyusut sangat signifikan,” ujar Steve Brice, Chief Investment Strategist Standard Chartered Wealth Management kepada CNBC’s Street Signs.

“Jika tren percepatan penyusutan devisa seperti Desember lalu berlanjut di Januari, maka orang akan kian menekan otoritas China agar lebih terbuka dalam komunikasi mereka,” ujar Brice. (*)


Distribusi: Tribun Jogja

Speak Your Mind

*

*