Cadangan AS mengangkat minyak dari level terendah

JAKARTA. Harga minyak meninggalkan level terendahnya sejak 2009. Data cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mencatat penurunan pertama sejak 11 minggu sehingga mengangkat pergerakan harga minyak.

Mengutip Bloomberg, Kamis (10/12) pukul 16.50 WIB, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman Januari 2016 di New York Merchantile Exchange berada di level US$ 37,44 per barel. Angka tersebut naik 0,75% dari sehari sebelumnya di US$ 37,16 atau level terendah sejak Februari 2009. Dalam sepekan terakhir, harga minyak terkikis 8,86%.

Kenaikan harga minyak didorong oleh rilis Energy Information Administration yang menunjukkan cadangan minyak AS periode 4 Desember 2015 turun 3,57 juta barel. Penurunan ini merupakan yang pertama kali sejak 11 minggu terakhir.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, cadangan minyak AS memang turun. Namun secara keseluruhan pasokan minyak masih melimpah. Hal ini yang membuat harga minyak tetap dalam tren bearish.

Hingga 4 Desember, cadangan minyak AS mencapai 485,9 juta barel. Angka tersebut belum pernah terlihat sejak 80 tahun lalu. “Pasokan minyak yang melimpah saat ini tidak mungkin kering dalam sekejap,” ujar Deddy. Selama harga belum stabil di atas US$ 40 per barel, Deddy menduga minyak rawan tekanan. Bahkan di akhir tahun harga minyak berpotensi turun hingga US$ 30 – US$ 35 per barel.

Kondisi ekonomi global yang masih lemah sulit mengangkat harga minyak. Apalagi, pertengahan bulan ini The Fed berencanan menaikkan suku bunga. “Artinya harga komoditas dengan denominasi dollar AS tentu akan dihindari oleh investor,” imbuh Deddy.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*