Buruknya data ekonomi China seret dollar aussie

JAKARTA. Buruknya data ekonomi China turut menyeret dollar Australia. Sebagai catatan, China merupakan mitra dagang utama bagi Australia. Mata uang negara kangguru ini pun harus tunduk terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Selasa (14/4) pukul 18.30 pasangan AUD/USD turun 0,05% ke level 0,7585. Analis PT Soe Gee Futures menuturkan pasangan AUD/USD melemah akibat data neraca perdagangan China yang dirilis Senin kemarin menunjukkan hasil yang buruk.

Data neraca perdangangan China per maret 2015 tercatat 3,1 milliar yuan, perolehan ini jauh lebih kecil dari estimasi yaitu 43,4 millar yuan. Selain itu pelemahan juga dikontribusi oleh sikap antisipasi pasar terhadap data produk domestik bruto (PDB) China kuartal I 2015 yang akan di rilis Rabu (15/4).

Diprediksi data PDB China pada kuartal I 2015 sebesar 7,0%. Nizar menilai prediksi PDB China yang sebesar 7,0% dinilai kurang bagus, sebab pada kuartal IV 2014 PDB China mampu mencapai 7,3%.

Nizar memprediksi pasangan AUD/USD besok akan melanjutkan penurunan “Apalagi jika data PDB China hasilnya di bawah 7,0%, pasangan AUD/USD akan makin tertetakan,” kata dia.

Jika data ekonomi AS yaitu penjualan ritel inti AS, indeks harga produsen (PPI), dan penjualan ritel AS yang dirilis Selasa (14/4) malam menunjukkan hasil negatif dollar Aussie tetap tidak akan mampu rebound. “Paling maksimal, tekanan turunnya saja yang berkurang,” kata Nizar.

Secara teknikal harga sudah di bawah moving average (MA)25, menandakan pasangan ini masih bearish. Stochastic 14,33 sudah membentuk depthcross dan telah turun dari area 30 ke area 20.

Relative strength index (RSI) yang bergerak dari area 40 ke area 38, juga mendukung pasangan ini untuk turun. Moving average convergence divergence (MACD) dalam teritori negatif dengan histogram yang memperlihatkan penurunan, mengartikan pasangan ini masih down trend.

Editor: Uji Agung Santosa


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*