Bursa Wall Street Berakhir Lemah Menantikan Pertemuan The Fed

Bursa saham AS jatuh pada akhir perdagangan hari Rabu dinihari (02/11), tertekan ketidakpastian pemilu Presiden AS dan kehati-hatian menantikan hasil pertemuan Federal Reserve dua hari ini.

Indeks Dow Jones turun sekitar 200 poin dalam perdagangan sore dan sebentar menembus di bawah 18.000, dengan saham Apple berkontribusi paling besar dalam kerugian, sebelum menutup sekitar 100 poin lebih rendah.

Indeks S & P 500 menutup sekitar 0,7 persen lebih rendah, sesaat menembus di bawah 2.100 untuk pertama kalinya sejak awal Juli, dengan sektor real estate jatuh 2 persen untuk memimpin penurunan.

Indeks Nasdaq juga turun lebih dari 1 persen sebelum menutup sekitar 0,7 persen lebih rendah.

Dalam berita pemilu AS, ekspektasi pasar bahwa calon Partai Demokrat Hillary Clinton akan menang menjadi lemah pekan lalu, ketika Direktur FBI James Comey mengatakan dalam surat lembaga itu untuk melakukan penyeldikan email pribadi yang terkait dengan mantan Menteri Luar Negeri itu.

Sebuah jajak pendapat NBC News / SurveyMonkey yang dirilis Senin sore menunjukkan 6 poin kepemimpinan Clinton atas calon Partai Republik Donald Trump tetap hampir tidak berubah. Sedangkan data yang dikumpulkan oleh RealClearPolitics menunjukkan kememimpinan Clinton atas Trump telah menyempit secara signifikan sejak pekan lalu.

Investor juga terus mengawasi Fed, dimana bank sentral memulai pertemuan dua hari mulai Selasa. Sementara bank sentral sebagian besar diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan ini, ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga Desember adalah lebih dari 70 persen.

Treasury AS pulih kerugian awal, dengan yield dua tahun dekat 0,83 persen dan yield 10-tahun sekitar 1,83 persen. Sebelumnya, hasil imbal hasil mencapai tinggi sekitar 1,88 persen. Di Eropa, yield obligasi sovereign juga naik, dengan harga di Spanyol, Inggris dan Italia jatuh.

Harga minyak mentah AS untuk pengiriman Desember turun 0,41 persen menjadi berakhir di $ 46,67 per barel. Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik $ 14,90 untuk berakhir di $ 1.288 per ons.

Dolar AS tergelincir terhadap sekeranjang mata uang, dengan euro dekat $ 1,106 dan yen sekitar 104.

Dalam berita ekonomi, pembacaan Oktober untuk manufaktur Markit PMI datang di 53,4, di atas jumlah bulan September dari 51,5. Indeks manufaktur ISM untuk Oktober sesuai dengan ekspektasi di 51,9, sedangkan data belanja konstruksi untuk September sesuai dengan konsensus.

Dalam berita perusahaan, laba musim melanjutkan, dengan emiten Dow Jones Pfizer melaporkan hasil lebih lemah dari perkiraan, sementara Coach membukukan hasil laba sesuai konsensus dan penjualan di bawah konsensus.

Menurut data dari The Earning Scout, 70 persen dari 328 emiten S & P 500 yang telah dilaporkan pada Selasa pagi melebihi harapan, sementara 55 persen mengalahkan estimasi pendapatan.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 105,32 poin, atau 0,58 persen, menjadi ditutup pada 18,037.10, dengan penurunan tertinggi saham Pfizer dan saham Chevron yang naik tertinggi.

Indeks S & P 500 turun 14,43 poin, atau 0,68 persen, menjadi berakhir pada 2,111.72, dengan sektor real estat memimpin 10 sektor yang lebih rendah dan hanya sektor energi yang positif.

Indeks Nasdaq turun 35,56 poin, atau 0,69 persen, menjadi ditutup pada 5,153.58.

Malam nanti akan dirilis data Adp Employment Change Oktober yang diindikasikan meningkat.

Malam nanti juga akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menekan harga minyak.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street akan bergerak lemah dengan ketidakpastian seputar pemilu Presiden AS. Juga akan mencermati perkembangan data ekonomi dan harga minyak mentah.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*