Bursa Wall Street Akhir Pekan Merosot Ketidakpastian Pemilihan Presiden AS

Bursa saham AS ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (05/11) masih tertekan ketidakpastian hasil pemilihan Presiden AS yang semakin mendekat meskipun data ketenagakerjaan AS menguat.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir sekitar 40 poin lebih rendah, dengan saham Procter & Gamble memberikan kontribusi paling besar dalam kerugian.

Indeks S & P 500 turun hampir 0,2 persen dan memperpanjang penurunan beruntun untuk sembilan sesi, dengan sektor staples konsumen turun tertinggi. Indeks S & P mengalami kekalahan beruntun terpanjang dalam hampir 36 tahun. Selama kekalahan beruntun itu, indeks telah jatuh hampir 3 persen.

Indeks komposit Nasdaq turun sekitar seperempat persen.

Tiga indeks utama semua membukukan kerugian mingguan.

Indeks Volatilitas CBOE (VIX), secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari ketakutan di pasar, naik 3,76 persen diperdagangkan di dekat 22,9. Yang disebut mengukur ketakutan juga naik lebih dari 40 persen minggu ini.

Persaingan antara kandidat Partai Republik Donald Trump dan kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton, telah menjadi ketat sejak pekan lalu, ketika FBI mengatakan sedang menyelidiki email baru yang terkait dengan Clinton. Menurut data dari RealClearPolitics, jarak rata-rata antara Clinton dan Trump sekarang hanya 1,7 poin dalam perlombaan empat arah, turun dari sekitar 5 poin pekan lalu.

Dalam data ekonomi, pekerjaan di AS tumbuh sebesar 161.000 bulan lalu, sementara para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 175.000. Tingkat pengangguran mencapai 4,9 persen sejalan dengan perkiraan, dimana investor harus mencerna laporan payrolls terakhir sebelum pemilihan presiden Selasa.

Sementara jumlah yang lebih besar dalam laporan upah, dengan rata-rata penghasilan per jam naik 10 sen dan mencerminkan 2,8 persen tahunan meningkat, menurut laporan dari Biro Statistik Tenaga Kerja.

Investor mencermati data ekonomi AS ketika mereka mencoba untuk menentukan kemungkinan tingkat kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Treasury AS diperdagangkan lebih tinggi, dengan yield dua tahun dekat 0,79 persen dan yield benchmark 10-tahun sekitar 1,77 persen.

Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang, dengan euro dekat $ 1,113 dan yen sekitar 103.

Dalam pidato, Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan kenaikan suku bunga Fed selama dua tahun ke depan akan sangat bertahap.

Presiden Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan dalam pidato lain bahwa kesempatan untuk kenaikan suku bunga itu menguat.

Wakil Ketua Fed Stanley Fischer mengatakan pasar tenaga kerja yang kuat dan bank sentral bisa mencapai tujuannya.

Di pasar minyak, harga minyak mentah AS berakhir 1,32 persen lebih rendah pada $ 44,07 per barel, setelah sekretaris jenderal OPEC membantah laporan dari ketegangan antara Arab Saudi dan Iran yang bisa menggagalkan kesepakatan penurunan produksi. WTI telah sebentar diperdagangkan positif setelah berita itu tersiar.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 42,39 poin, atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 17,888.28, dengan penurunan tertinggi saham Procter & Gamble dan saham Caterpillar yang naik tertinggi.

Indeks S & P 500 turun 3,48 poin, atau 0,17 persen, menjadi berakhir pada 2,085.18, dengan sektor perawatan kesehatan terkemuka memimpin lima sektor yang lebih tinggi dan sektor staples konsumen yang tertinggal terbesar.

Indeks Nasdaq turun 12,04 poin, atau 0,24 persen, ke 5,046.37.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street akan bergerak lemah masih tertekan ketidakpastian seputar pemilu Presiden AS yang semakin mendekat.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*